Puisi lirik tentang keindahan sederhana dan cinta yang abadi
Di bawah langit yang diam memeluk pagi,bahagia menari, lembut bagai embun,
terselip dalam roti hangat yang retak di tangan,
dipotong dua oleh jemari kasar penuh cerita.
Aroma tepung dan doa ibu menguar pelan,
mengisi rongga dada dengan napas lama,
seperti pasar pagi di kampung tua,
tempat tawa dan tangis bercampur menjadi nyanyi.
Separuh gelas air, jernih bagai cermin,
mengalir dingin di tenggorokan yang haus,