Bogor, Jawa Barat (15 Mei 2019)- Rifda mulai terjun ke dunia olahraga sejak usia 6 tahun karena diduga kurang gizi. Badannya sangat kecil dan berat badannya kurang cukup untuk anak seusianya. Oleh sebab itu, ibunya yang pada saat itu merupakan seorang guru atlet di Ragunan, memasukkan Rifda pada kelas renang dengan harapan bisa menambah nafsu makan anaknya tersebut. Rifda pun mulai menikmatinya sebelum akhirnya dikenalkan lagi dengan olahraga baru yaitu senam.
Sejak itu, ia mulai jatuh cinta dan menekuninya sejak SD. Ia pun kian fokus dan terus melangkah tanpa henti sampai bisa meraih apa yang ia impikan di usianya yang masih belasan tahun.
Namanya memang tak banyak terdengar. Meski begitu, dara belia kelahiran 16 Oktober 1999 ini berhasil menyabet medali perak untuk Indonesia pada pertandingan Senam Artistik di nomor lantai putri, Asian Games 2018 pada tanggal 24 Agustus yang lalu.
Meski hampir terjatuh pada loncatan awal, namun Rifda berhasil menyelesaikan sesi Final Floor ini dengan baik dan mendapat skor tinggi yaitu 12.750 dari pesenam lain yang berasal dari Korea Selatan, Korea Utara, Malaysia, China, dan Jepang. Oleh sebab itu, ia berhak mendapat medali perak setelah kalah oleh pesenam asal Korea Utara, Kim Su Jong, yang meraih skor 13.025.
Meskipun gagal membawa pulang medali pada momen Final Vault, namun kerja kerasnya terbayar sudah. Baginya, medali perak pada Asian Games 2018 kali ini saja sudah sangat lebih dari cukup bahkan melampaui target awal karena ia mengakui lawan-lawannya jauh lebih tangguh dan berpengalaman.
Tentu kariernya masih amat panjang dan masih punya banyak kesempatan untuk memboyong medali di ajang-ajang selanjutnya. Oleh sebab itu, Rifda Irfanaluthfi bisa jadi satu bibit baru pengharum nama bangsa di masa yang akan datang lewat cabang olahraga Senam Artistik yang pada dasarnya juga kurang mendapat perhatian dari masyarakat luas.