Lihat ke Halaman Asli

Diversifikasi Produk Berbasis Cabai dan Manajemen Usaha Sebagai Solusi Mengatasi Puncak Panen pada Kelompok Usaha Produktif Pasekan Lor

Diperbarui: 21 Juni 2025   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Ika Wulandari

Cabai digunakan sebagai bumbu masak/makanan dihampir seluruh daerah sehingga permintaan tinggi. Sementara itu, cabai merupakan produk hortikultura yang mudah rusak karena kadar air yang tinggi sehingga memiliki umur simpan yang pendek. Ketika musim panen tiba, stock cabai melimpah sehingga harga anjlok, namun ketika musim panen berakhir, ketersediaan cabai menjadi langka dan harga mahal.  Fenomena tersebut mengakibatkan harga cabai menjadi fluktuatif sehingga mempengaruhi perekonomian/inflasi.

Kelompok Usaha Produktif Pasekan Lor yang diketuai oleh Ibu Sumarni mengelola kurang lebih 1 hektar lahan tanaman cabai. Kondisi diatas berdampak pada kondisi perekonomian kelompok usaha tersebut. Dengan adanya hal tersebut, tiga orang dosen yang berasal dari dua kampus yang berbeda, melakukan kolaborasi dalam pelaksanaan penyuluhan dan pelatihan tentang diversifikasi olahan cabai, yaitu Agus Setiyoko, S.TP.,M.Sc (Prodi Teknologi Hasil Pertanian) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dengan anggota Ika Wulandari, S.E.,M.M.,CAP.,CTT (Prodi Akuntansi) Universitas Mercu Buana Yogyakarta, dan Nurul Azlin binti Tokiman, M.Sc (Prodi Ilmu dan Teknologi Pangan) Universiti Teknolog MARA Cawangan Negeri Sembilan, Malaysia. Kegiatan Penyuluhan dan pelatihan ini memperoleh hibah Program pengabdian kepada masyarakat skema kerjasama luar negeri (PKM-LN) dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat (LPPM) Universitas Mercu Buana Yogyakarta tahun pendanaan 2025. Dalam Pengabdian Masyarakat skema kerjasama dalam negeri antara UMBY dan UiTM Cawangan Negeri Sembilan malysia dilaksanakan pada hari Sabtu, 14 Juni 2025. Adapun jenis diversifikasi olahan dari cabai tersebut tersebut meliputi Permen cabai, Keripik cabai, Sirup cabai dan Blok cabai. Aneka jenis olahan ini diharapkan dapat diterima pasar dengan harga terjangkau.

"Kami berharap, inovasi baru tentang diversifikasi olahan cabai bisa menjadi solusi ketika menghadapai musim panen cabai dan juga sebagai sarana untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan anggota kelompok," papar Agus Setiyoko, S.TP.,M.Sc.

"Lalu untuk mendukung pembukuan keuangan kelompok juga diberikan penyuluhan dan pelatihan manajemen pembukuan sederhana dengan tujuan agar keuangan kelompok semakin tertib dan tertata rapi," Ika Wulandari, S.E.,M.M.,CAP.,CTT."

Nurul Azlin binti Tokiman, M.Sc menambahkan bahwa untuk menghasilkan produk yang aman dan layak dikonsumsi, praktek dan penyuluhan mengenai pengemasan dan pelabelan produk yang baik serta memenuhi sandart penting juga diberikan kepada mitra.

Ketua kelompok Ibu Sumarni, mengungkapkan kegiatan ini sangat bermanfaat, antara lain bisa memperoleh pengetahuan baru mengenai aneka jenis olahan cabai. "Selama ini kelompok hanya menjual cabai dalam bentuk segar tanpa ada proses pengolahan. Selain itu kami juga sangat terbantu dengan adanya pelatihan pengemasan dan pelabelan serta manajeman keuangan sederhana, sehingga produk kami dapat diterima oleh semua kalangan dan segementasi pemasaran semakin luas," jelasnya.

Dalam kegiatan ini juga dilakukan serah terima peralatan pengolahan cabai dari tim kepada mitra berupa mesin spinner, blender, alat pencetak blok cabai dan pencetak permen cabai.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline