Lihat ke Halaman Asli

Burhanuddin Nur Robbani

UIN Sunan Kalijaga 22107030114

Berkunjung ke Monumen Pahlawan Pancasila, Lubang Buaya Yogyakarta

Diperbarui: 5 Juni 2023   18:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sumber: dokpri

Hai sahabat kompasiana, apakah kalian tahu cerita tentang lubang buaya?

Kebanyakan orang mengetahui bahwa lubang buaya itu hanya ada di Jakarta. Sebelum saya mengunjungi monumen pahlawan Pancasila yang ada di daerah Kentungan, Yogyakarta ini saya juga mengira bahwa lubang buaya hanya ada di Jakarta. Saya berkunjung ke monumen Pancasila Kentungan bersama teman sekelas saya dan bapak Ihya ulumuddin (dosen mata kuliah kewarganegaraan kami). 

Pada hari selasa tanggal 9 Mei 2023, Pak Ihya mengajak kami ke monumen ini untuk mengenalkan kami tentang sejarah kelam yang terjadi di tahun 1965, saat Indonesia mengalami serangkaian tragedi yang tercipta oleh Partai Komunis Indonesia di masa itu. 

Bersama Pak Bambang (pemandu yang ada di monumen tersebut) kami di ajak berkeliling di area monumen dan diberikan edukasi-edukasi tentang sejarah lubang buaya yang ada di Jogja ini. Pak Bambang bercerita tentang penghianatan Batalyon L yang berhasil di hasut oleh Partai Komunis Indonesia. 

Lubang buaya tersebut juga terletak di area kompleks barak Batalyon L . Sekarang, Batalyon L telah berganti nama menjadi Batalyon 403, dan Barak itu masih aktif sampai sekarang. 

Bermula dari Partai Komunis Indonesia yang berhasil menghasut Batalyon L, Batalyon L pun terhasut lalu menculik 2 perwira yaitu Brigadir Jenderal Katamso dan kolonel Sugiyono. Brigadir Jenderal Katamso dan Kolonel Sugiyono di culik dalam waktu yang sama dengan tragedi Penculikan 7 jenderal yang ada di Jakarta namun di tempat yang berbeda. 

Brigadir Jenderal Katamso adalah Komandan Komando Resort Militer 702 dan Kolonel Sugiyono adalah bawahannya. Keduanya diculik menggunakan mobil yang sampai sekarang mobil yang digunakan untuk menculik tersebut masih terparkir di area lubang buaya kentungan. Bahkan alat yang digunakan untuk menyiksa juga masih tersimpan di museum monumen Pancasila Kentungan. Setelah disiksa, kedua perwira itupun dimasukkan kedalam lubang, yang kini kita kenal dengan nama lubang buaya jogja. Dahulu, untuk menghilangkan jejak, lubang ini ditimbun lalu ditanami ubi jalar dan pohon pisang. 

Karena lubang terletak di area depan Batalyon L, tepatnya di sekitar pagar kawat pinggir jalan yang menghubungkan daerah Condongcatur-dan Jalan Kaliurang yang sering dilewati oleh warga, 

Perlahan warga pun curiga karena mencium bau busuk setiap kali melewati tempat tersebut dan akhirnya para warga pun melapor ke Kodam. Kemudian jenazah Brigadir Jenderal Katamso dan Kolonel sugiyono ditemukan setelah 3 minggu dari kejadian penyiksaan tersebut. 

Setelah ditemukan, Brigadir Jenderal Katamso dan Kolonel Sugiyono diberi kenaikan pangkat  setingkat secara anumerta dan di dianugrahi penghargaan oleh pemerintah sebagai pahlawan Revolusi. 




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline