Lihat ke Halaman Asli

Budi Susilo

TERVERIFIKASI

Bukan Guru

Empati dan Kebaikan yang Tidak Mengenal Batas Negara

Diperbarui: 9 Oktober 2023   07:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ngopi sambil memikirkan kata tepat untuk menyerahkan titipan empati (dokumen pribadi)

Sabtu pagi baru lalu. Belum jauh berjalan kaki dari rumah, telepon genggam bergetar. Sebuah pesan WA.

Sahabat, sekaligus senior yang saya kagumi, dengan senang hati berniat membantu kesusahan pemilik warung amigos.

Sebelumnya saya menayangkan artikel, mengisahkan peristiwa pencurian di sebuah kedai nasi Sunda.

Modal atau akumulasi keuntungan hasil usaha sekian waktu disikat pencuri, dengan cara mengalihkan perhatian sehingga pemilik warung lengah.

Isi artikel sederhana telah menggugah rasa prihatin beliau nun jauh di sana. Merasakan kesedihan pemilik warung nasi.

Demi membantu kegundahan pemilik warung, yang saya sebut warung amigos, beliau dan istri dengan hati tulus hendak mengirim uang pengganti kehilangan.

Pada malam harinya suami istri pasangan sejati berdomisili di luar negara Indonesia itu, mengirimkan sejumlah uang untuk diteruskan kepada Ibu warung.

Keesokan harinya saya ke warung amigos. Pesan kopi hitam seduh diaduk sedikit dan minum air mineral.

Saya menunggu momen tepat untuk menyerahkan uang, sambil memikirkan kata-kata singkat padat dan sesuai tujuan.

Ketika keadaan sepi tidak ada pembeli dan si Ibu punya waktu senggang, saya pun meminta tempo sejenak.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline