Lihat ke Halaman Asli

Billy Steven Kaitjily

TERVERIFIKASI

Blogger

Tak Ada Air Minum Gratis di Bandara, tapi Ada Kisah yang Mengalir

Diperbarui: 1 April 2025   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suasana ruang tunggu gate D1 Terminal 2, Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Selasa (1/4/2025) malam | Dokpri/Billy Steven Kaitjily

Lebaran tahun ini terasa berbeda. Biasanya, saya akan menghabiskan waktu di Puncak, Bogor, mengikuti kegiatan gereja yang sudah menjadi rutinitas tahunan.

Sejuknya udara pegunungan, riuhnya kebersamaan dalam ibadah, semua itu menjadi bagian dari kenangan yang selalu saya nanti.

Namun, tahun ini takdir membawa saya ke arah yang lain---sebuah perjalanan tak terduga ke sebuah desa di pelosok Sulawesi Tengah.

Perjalanan ini berawal dari sebuah ajakan. Pastor Joshua Low, seorang pendeta dari Malaysia, mengundang saya ke Desa Korowou di Morowali Utara.

Awalnya, saya bertanya-tanya, ada apa di sana? Namun, saya segera mengerti. Istri Pastor Joshua, Ibu Etmi Taungke, sedang berada di desa tersebut bersama ayahnya, Pendeta Singgo Taungke.

Mereka menjadi bagian penting dalam kisah hidup dan pelayanan Pastor Joshua, yang tengah saya tulis dalam sebuah buku biografi.

Saya diminta untuk bertemu mereka, mendengar langsung cerita yang belum terungkap, menyelami lebih dalam perjalanan hidup sang pendeta.

Maka, pada Selasa, 1 April, saya memulai perjalanan saya. Dari rusun Pasar Rumput, saya menuju Stasiun Manggarai, lalu menaiki KA Bandara pukul 19.00.

Malam masih muda, namun saya sengaja berangkat lebih awal agar tak dikejar waktu.

Penerbangan saya ke Palu dijadwalkan pukul 02.30 WIB, dan saya tak ingin ada kejutan yang membuat saya tertinggal.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline