Lihat ke Halaman Asli

Salam Khas Suku Karo Bukan Horas Tapi Mejuah-Juah

Diperbarui: 4 April 2017   17:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak kalangan masyarakat Indonesia diluar Sumatera Utara yang salah kaprah ketika berbicara tentang daerah ini, khususnya tentang kota Medan. Salah kaprah yang dimaksudkan tersebut adalah bahwa secara umum masyarakat menganggap bahwa setiap orang yang mengaku berasal dari kota Medan atau Sumatera Utara adalah pasti suku Batak, sekaligus harus dipanggil dengan salam khas, yaitu Horas.

Salam Khas Suku Karo Mejuah-Juah (mxjadul.blogspot.com)

Kesalahan seperti itu bukan cuma terjadi pada pergaulan sehari-hari masyarakat, tetapi malah media juga kerap melakukan hal yang sama ketika berbicara tentang kota Medan. Sebagai contohnya ketika ada liputan acara di televisi tentang kota Medan, maka kerap sekali host yang membawa acara tersebut menyapa pemirsa dengan salam khas, yaitu "Horas Medan". Namun pada kenyataanya sapaan seperti itu jelas tidak mewakili seluruh masyarakat yang tinggal di Sumatera Utara, khususnya kota Medan dan salah satu yang menurut penulis masyarakat yang tidak terwakili tersebut adalah suku Karo, yaitu suku asli di Sumatera Utara (Bahkan pendiri kota Medan sendiri adalah seorang Karo bernama Guru Patimpus Sembiring Pelawi). Adapun kesalahan penyapaan tersebut kerap diucapkan oleh masyarakat diluar Sumatera Utara, karena menggap bahwa setiap orang yang tinggal di Medan adalah pasti orang Batak, sehingga kata-kata 'Horas', 'Bah', dan sebagainya selalu diidentikkan kepada mereka, padahal jelas bahwa di kota Medan bukan hanya didiami oleh suku Batak, tetapi juga didiami oleh suku-suku lain, seperti suku Melayu, Jawa, Minang dan lain sebagainya, bahkan seperti yang sudah disinggung diatas sebelumnya, bahwasanya kota Medan sendiri didirikan oleh seorang Karo, dimana secara umum masyarakat Karo memiliki salam khas yang berbeda dengan orang Batak. Bila orang Batak memiliki salam khas Horas, maka suku Karo juga memiliki salam khas tersendiri, yaitu Mejuah-juah. Mejuah-juah sendiri adalah ungkapan ekspresi sambutan hangat yang dapat diartikan selamat datang, salam hangat, dan damai sejahtera untuk kita semua, serta menjadi ungkapan-ungkapan lain yang mengandung kehangatan dan persahabatan. Ketika Anda berkunjung ke daerah Karo, maka kata "Mejuah-Juah" akan sering Anda dengar, khususnya saat Anda sedang berkunjung ke daerah Karo yang sering juga disebut dengan julukan Tanah Karo Simalem (Tanah bagi orang Karo yang sejuk), khususnya daerah Kabanjahe dan Berastagi, maupun di berbagai daerah Karo lainnya, seperti di Kabupaten Langkat, di Kabupaten Dairi, dan lain sebagainya. Selain memiliki salam khas yang berbeda, maka begitu juga dari segi bahasa, bahwa antara bahasa Karo dengan bahasa Batak juga sangat berbeda, sehingga antara seorang Karo dengan seorang Batak tidak akan saling mengerti bila berbicara menggunakan bahasa masing-masing. Namun demikian sangat disayangkan, ketika kekeliruan tersebut jarang diketahui masyarakat luar Sumatera Utara, sebab kebanyakan para perantau dari daerah ini sendiri ketika sudah berada di luar seperti di Jawa, Kalimantan, Sulawesi, bahkan Papua, maka kebanyakan dari mereka mengenalkan diri sebagai orang batak. Adapun sebagian besar alasan mereka memperkenalkan diri sebagai Batak adalah umumnya dilakukan sebagai alasan kepraktisan saja.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline