Lihat ke Halaman Asli

batara tobing

Memperluas dan berbagi wawasan

Pecatlah daku, kau kudenda

Diperbarui: 15 Oktober 2025   11:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kegagalan tim nasional sepakbola Indonesia untuk melangkah ke Piala Dunia berbuntut kisruh dan caci maki netizen dan pengamat sepakbola terhadap pelatih timnas Patrick Kluivert (PK).
Fans timnas marah dan meminta agar PSSI memecat coach Patrick agar segera hengkang dari timnas Indonesia.  
Kekalahan timnas Indonesia dinilai sebagai akibat dari kecerobohan sang pelatih dalam pilihan pemain yang diturunkan dan strategi permainan di dua laga melawan Arab Saudi dan Irak yang berakhir kekalahan timnas Indonesia sekaligus menghentikan impian seluruh rakyat pencinta sepak bola untuk hadir di perhelatan Piala Dunia mendatang yang sebenarnya tinggal selangkah lagi.

Memang pilihan starting eleven di dua laga penting itu dinilai oleh fans sangat diluar nalar, dimana Patrick tidak menurunkan susunan pemain dan strategi terbaik disaat laga penting yang terkesan beraroma match fixing, sehingga wajar bila coach PK menuai hujatan atas laga yang beraroma busuk itu.

Tetapi tunggu dulu, bila PSSI memecat coach PK yang durasi kontrak kepelatihannya sampai dengan tahun 2027, tentu PSSI harus merelakan diri untuk merogoh kocek lebih dalam lagi untuk membayar kompensasi kontrak dan denda putus kontrak yang telah disepakati sampai dengan tahun 2027.

Beberapa pengamat bola menganggap bahwa pemecatan coach PK justru berdampak lebih teruk lagi bagi PSSI dan sepakbola nasional yang harus membayar denda dan kompensasi puluhan milyar rupiah bagi Patrick.
Belum lagi denda dan kompensasi bila asisten pelatih dan gerbong tim lainnya turut dipecat, sudah jatuh ketimpa tangga pula..

Mungkin bagi Patrick tidak masalah bila dapat surat pemecatan, banyak netizen yang menduga duga bahwa dua laga di round empat kualifikasi piala dunia yang beraroma kong kali kong ini justru menambah tebal kocek sang coach dengan petro dolar Arab.
Dugaan para netizen sah sah saja mengingat hal hal aneh diluar nalar yang diperlihatkan oleh coach PK dalam keputusan nya di dua laga terakhir malawan Arab Saudi dan Irak, yang bagi netizen menjadi semacam red flag adanya match fixing dari para mafia sepakbola.

Sebetulnya, timnas Indonesia sudah terbentuk dengan baik dan dapat diandalkan di laga Internasional mendatang.
Tinggal bagaimana cara memenej dan mendapatkan coach yang kompeten berintegritas tinggi.
Tidak masalah bila merekrut pelatih dalam negeri atau pelatih klub liga yang telah menunjukkan performa dan integritas tinggi.

Terus, soal keinginan pemecatan coach Patrick Cluivert ini bagaimana?, mungkin ini persoalan yang mengusik.
Mungkin bisa dilakukan dengan cara para pengusaha lihai dalam menangani karyawan yang berkinerja buruk atau karyawan tidak disukai oleh mereka.
Biasanya, menugaskan para karyawan dengan pekerjaan yang membuat mereka tidak betah agar minta mundur dengan tanpa kompensasi.
Sebagai seorang pengusaha sukses, Eric Thohir sebagai ketua PSSI tentu paham dengan cara manajemen sumber daya ini.

Patrick boleh saja dipertahankan sesuai kontrak, namun tidak diberi peluang untuk memimpin timnas senior, bisa saja penugasan mempersiapkan timnas yunior, melakukan talent scouting bagi calon timnas yunior atau hal hal lain yang dapat dimanfaatkan, agar PSSI tidak rugi dua kali.

Alex Pastoor dapat saja diberi peran sementara memimpin kepelatihan tim nasional senior untuk persiapan even Piala Asia mendatang, khabarnya beliau memiliki kompetensi yang bahkan melebihi Patrick Kluivert.
Materi pemain timnas sudah cukup mewah, dengan nilai pasar yang tinggi diantara timnas negara negara di Asia, tinggal bagaimana caranya untuk mendapatkan polesan kepelatihan yang baik dan berintegritas.

Bila Patrick menolak, silakan saja hengkang tanpa kompensasi dan denda kontrak, itulah konsekuensi bagi pelatih yang yang telah memupus mimpi tim nasional Indonesia untuk hadir di piala dunia..

Bagaimana bang Eric?

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline