Lihat ke Halaman Asli

Ikhwanul Halim

TERVERIFIKASI

Penyair Majenun

Penyihir Kota Kembang: VI. Kencan Makan Malam (Part 2)

Diperbarui: 18 Oktober 2022   16:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dok. pri. Ikhwanul Halim

Seorang pramusaji datang ke meja mereka membawa buku menu, menyelamatkan mereka berdua dari kekikukan yang tak perlu.

"Selamat malam, nona-nona," katanya, dengan senyum di wajah. "Apa yang ingin Anda nikmati malam ini?"

"Haal wat mineraalwater, itu aja dulu," kata Chintami sambil melihat-lihat menu, "kami akan panggil lagi nanti."

Pramusaji tersenyum sopan dan pergi. Citraloka menatapnya sekilas.

"So," kata Chintami, "Ataya sudah menjadi volledige heks. Itu... sesuatu."

Citraloka mengangguk. "Ini pasti 'sesuatu'." Dia mendesah. "Kemarin dia masih seorang anak kecil yang bermain dengan mainan dinosaurusnya dan sekarang dia sudah dewasa dan ingin membakar manusia."

"Ya. Anak-anak sekarang tumbuh sangat cepat."

"Benar," kata Citraloka, nadanya menurun.

Pramusaji kembali dengan membawa dua botol Evian.

Saat dia pergi, mata Citraloka kembali mengikutinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline