Lihat ke Halaman Asli

Sejatinyaaa

Hidup adalah bentuk cinta paling Liar~

Puisi | Seseorang yang Menjenguk Masa Lalu

Diperbarui: 20 Juni 2019   11:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Orang itu memberanikan diri memasuki halaman rumah kenangan tanpa pagar pelindung untuk ingatan didalamnya

Mengetuk pintu usang dan gembok yang mulai berkarat termakan oleh usia.

Orang itu memberikan salam pertama dan tak ada yang membalasnya dengan sepatah kata. Ia memberikan salam kedua diiringi dengan ngesah yang membuat salam ketiga terdengar seperti orang yang marah marah

Di dalam rumah kenangan tak ada yang tersisa, selain gembok usang dan pintu yang mulai rapuh dimakan hewan penikmat kayu lapuk

Orang itu masih ingat akan ingatan yang tertinggal dalam kamar disebelah lorong belok kanan. Yang dingat orang itu adalah sebuah perkataan kasar dan perlakuan yang menyakitkan yang sengaja ia tinggalkan sebagai kenangan

Kini, ia ingin pungut kembali kenangan itu. Memperbaiki satu per satu kesalahan yang membuat sebuah hubungan berujung kegagalan

Orang itu ingin merujuk masa lalu, mengajaknya menginap kembali dalam perasaan yang telah ia perbaiki sendiri dan membebaskan cinta tanpa ada yang terbelenggu

Orang itu berlalu meninggalkan pintu, memberi salam keempat yang menjadi salam perpisahan terakhir untuk kenangan itu

Halaman serta pintu terlihat seperti tak ragu untuk membuatnya pergi dan meninggalkan rumah itu. Sebab, mereka lebih tahu permasalahan saat itu ketika orang yang sedang mabuk membanting pintu serta mencampakkan cinta yang tulus untuknya dahulu




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline