Rasanya otakmu penuh. Bahkan saat duduk tenang, pikiran tetap berisik. Ada terlalu banyak hal yang harus diingat, tapi semuanya terasa kabur. Fokus kerja pun buyar. Kamu mulai satu tugas, tapi tiba-tiba udah scroll medsos, lalu pindah ke tugas lain, lalu ngelamun. Ujung-ujungnya, nggak ada yang selesai.
Kalau kamu merasa begitu hampir setiap hari, berarti kamu nggak sendirian---dan ada cara untuk keluar dari kekacauan ini.
Buku The Organized Mind karya ahli saraf Daniel J. Levitin membongkar bagaimana otak bekerja saat menerima banjir informasi, dan bagaimana kamu bisa mengorganisir pikiran supaya lebih jernih, fokus, dan produktif.
Ini 7 kebiasaan sederhana dari buku tersebut yang bisa kamu praktikkan mulai hari ini juga.
1. Perhatian Adalah Sumber Daya Terbatas
Levitin menekankan bahwa perhatian adalah "mata uang" utama di abad informasi. Sayangnya, banyak dari kita membuang-buangnya dengan multitasking. Studi demi studi menunjukkan bahwa mencoba menyelesaikan beberapa tugas sekaligus justru menurunkan performa kognitif dan memperlambat produktivitas.
Solusinya? Monotasking. Fokuslah pada satu hal dalam satu waktu. Teknik seperti Pomodoro (kerja 25 menit, istirahat 5 menit), mindfulness, dan mematikan notifikasi saat bekerja sangat membantu menjaga perhatian tetap utuh.
Saat kamu mulai memelihara perhatian seperti harta berharga, kamu akan menyadari betapa tajamnya pikiran kamu sebenarnya.
2. Chunking: Potong Informasi Menjadi Bagian Kecil
Otak kita memiliki kapasitas terbatas untuk menyimpan informasi jangka pendek. Maka, salah satu cara paling efektif untuk memperkuat ingatan dan mempercepat pemahaman adalah dengan "chunking", yaitu membagi informasi besar menjadi potongan-potongan kecil yang bermakna.