Lihat ke Halaman Asli

Asrul Sani Abu

Author | Entrepreneur | Youtuber

Takdir, Cinta Sendiri

Diperbarui: 22 Juni 2025   19:08

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi Takdir Cinta/dokpri

"Takdir, Cinta yang Kembali"

Ada kalanya hidup ini berjalan dalam sunyi,
bukan karena tak ada yang menemani,
tapi karena Tuhan sedang mengajari, tentang arti cukup dari dalam diri.

Kita pernah berdua,
tertawa di bawah langit yang sama.
Lalu semesta memisahkannya,
dan kita kembali sendiri,
menjadi puing-puing rindu
yang disusun ulang oleh waktu dan luka-luka yang suci.

Sendiri...
bukan kutukan, bukan kesialan.
Ia adalah cara Tuhan memeluk kita dalam diam,
menata hati yang sempat terlalu sibuk dalam dunia yang ramai
oleh harapan yang tak pernah sampai.

Ada saatnya kau mencintai
lalu dilukai.
Ada saatnya kau dipeluk
lalu ditinggal pergi.

Dan ada juga saat di mana
kau mencintai,
namun harus merelakannya, demi yang lebih abadi.

Jangan tangisi jalan ini.
Tuhan tidak pernah iseng mengatur sepimu.
Ia hanya sedang melatihmu,
menjadikan hatimu tangguh seperti batu karang di lautan
yang dihantam gejolak badai, tapi tak pernah karam.

Karena ada kalanya,
Tuhan mentakdirkan hidup kita untuk
sendiri, lalu bersama,
sendiri lagi.
Dan, akhirnya bersama kembali
di Nirwana paling indah bagi mereka yang menemukan makna ikhlas dalam jiwa.

Yang tak mengutuk kesendirian,
tapi menggunakannya sebagai jendela
untuk melihat Tuhan lebih dekat,
dan cara mencintai tanpa syarat.

Bila saat itu tiba,
kita tak akan saling tanya,
"Ke mana saja kamu selama ini?..."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline