Lihat ke Halaman Asli

Arman Syarif

Pencinta kopi dan sunyi

Puisi | Nyanyian Lapar

Diperbarui: 6 Desember 2019   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi : pixabay.com

Ketika lapar berkuasa
udara kuhirup
udara kulahap
perutku bersenandung
bak orkestra bersuara gelembung
yang bikin gembung

Sayang,
belum sampai di reff
badan terkulai lemas
angan-angan tentang kenyang
membuat suara fals
tempo berantakan

Tapi lapar tak mau kompromi
ia terus berteriak
hingga mendendangkan
lagu-lagu underground
seperti berontak
kemudian menggerek lambungku

"Tak semestinya
kau terus-terusan di sini
pulanglah
pulanglah
pulanglah
ke desamu
di sana makanan rindu menanti"

Nyanyian perutku mengajak pulang tinggalkan kota...

6 Desember 2019
ditulis dengan perut lapar




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline