Aku yang sudah lama tidak berjumpa dengannya, menjelang magrib memutuskan untuk menemuinya, seperti biasanya taman disamping rumahnya yang tertata rapi kini terlihat sedikit suram namun tertutupi oleh lampu-lampu taman yang menyinari rerumputan hijau yang terlihat kurang segar maklum cuaca beberapa hari ini memang sangat terik.
Bercerita tentang rupa-rupa topik pembicaraan menambah antusiasku untuk menerima tawaran kopi hitam yang selalu disajikan saat aku berkunjung.
Awalnya aku tidak menyadari beberapa kali aku melihat sekelebat entah itu cahaya lampu atau bayangan dedaunan namun aku merasakan sosok lain hadir ikut dalam obrolan kami, dan itu membuatku lebih banyak mendengar sambil mengamati sekitar taman dan pondok mungil tempat berteduh. Aku merasakan beberapa kali hembusan lembut disekitar bahuku membuat aku yakin ada sesuatu yang sedikit janggal pada pertemuan kali ini.
Dalam pandanganku sosok yang aku ajak bicara ini sering beralih rupa dan karakter, sesekali dia bersikap tegas seperti seorang laki-laki penguasa yang sedang berbicara pada musuhnya, sesekali bermanja layaknya seorang permaisuri sedang menemani para tetamu yang dengan ramah menjelaskan semua benda-benda disekelilingnya.
Saat dia meninggalkanku untuk membersihkan diri aku terkejut bayangan itu kembali berlelu dihadapanku dengan cepat menembus sekat tembok diantara pepohonan yang menjalar.
Hari berikutnya membuat aku lebih takjub lagi, posisi aku yang duduk dekat dengan pintu masuk terusik oleh berkali-kali bayangan itu untuk menyuruhku pindah, seolah meminta kepadaku tempat untuk duduk dan berbincang bersama, Aku pindah ke kursi lain untuk memberikan kursi kosong tersebut agar dapat di manfaatkan oleh sesuatu yang aku tidak mengerti.
Selang beberapa detik lawan bicaraku kembali antusias menceritakan tentang sejarah benda benda pusaka disekelilingnya dan aku bertambah heran kilatan mata lawan bicaraku ini berbinar dan seolah bukan berbicara kepadaku. Dan lagi perubahan yang terlihat kali ini berupa visual dimana hari sebelumnya hanya perubahan karakter. Aku benar benar melihat sosok wanita berkulit putih, dikepalanya terikat kain hitam gambaranku adalah sosok wanita cina dengan pakaian laki-laki khas sumatera. Berkali-kali aku perhatikan walaupun berbicara denganku namun tatapannya justru melihat ke arah kursi kosong yang kududuki tadi. Ada gesture seolah-olah teman bicaraku ini menenangkan atas topik bahasan yang sedang aku obrolkan.
Aku habiskan percakapan dengan berpamitan, sebelum melangkah di pintu keluar ada senggolan halus dibahu kiriku dimana itu hampir mustahil karena berdekatan dengan kusen pintu. Aku terus keluar tanpa melihat kebelakang lagi.
Sampai aku menulis ini masih terbayang jelas sosok yang menampakkan diri walau sangat cepat dan " mungkin " itu hanya imajinasiku saja. Semua aku pulangkan ke Sang Maha Pencipta. Tidak ada sesuatu yang mustahil didunia ini.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI