Lihat ke Halaman Asli

Ari Budiyanti

TERVERIFIKASI

Lehrerin

Menghitung Rintik Hujan

Diperbarui: 9 November 2021   17:10

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: SHUTTERSTOCK/ND700 via kompas.com

Musim ini telah tiba menjelang
Saat angin bertiup kencang
Membuat pepohonan tinggi meliuk bak menari riang
Dan suara-suara katak bersahutan kala malam datang

Aku terkadang diam mengamati awan
Saat kelabunya menggantung di angkasa menggelap mendung
Seperti bidadari surga nan sedang menyimpan kesedihan
Sedikit lagi menitikan air mata yang tak lagi terbendung

Kemudian rintiknya berjatuhan ke bumi
Membasahi hati yang diselimuti sepi
Membuatnya terasa semakin dingin melingkupi
Bak menampung rintik kesedihan sang bidadari tercurah tanpa henti

Hingga akhirnya sulit mengendalikan alirannya yang menderas
Tak ada lagi  ruang resapan air yang mampu menahannya lama
Satu persatu rumah warga dikunjungi tanpa permisi
Karena tak sanggup lagi sungai-sungai menjadi tempat menahan laju aliran air yang lalu menggenang

Kini tak kuasa lagi ku menghitung rintik hujan
Yang telah berubah menjadi derasnya bak tirai air yang gelap

...
Written by Ari Budiyanti
#PuisiHatiAriBudiyanti
9 November 2021

15-1.830




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline