Lihat ke Halaman Asli

Naylus shaa

Pelajar Milenial Indonesia

Re-Starting with The End

Diperbarui: 28 Mei 2020   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

"Kalau cinta, berarti memberikan sesuatu paling berharga yang kita miliki. Apa itu? Waktu." - Anonim

Bagaimana, terdengar asing ya judulnya? hehe saya pun begitu ketika mulai ngetik judul di noted handphone saya..

Namanya aja memulai ya dari awal, dari nol (0). Mana ada memulai dari akhir?end game dong. yakin deh itu pertanyaan yang udah berisik dari tadi ya? hehehhee..

Oke itu adalah paradigma yang biasa kita pakai dalam keseharian. Ketika memulai hidup aja kita lahir dulu baru hidup, pengen bisa baca Qur'an ya belajar dulu dari IQRA', pengen belajar ya mulai belajar mengenal huruf dulu, pengen kuliah ya daftar dulu.

Ingin jadi CEO (Chief Executive Officer) ya mulai jadi pegawai dulu, ingin jadi dosen ya jadi mahasiswa dulu, ingin apa lagi yaa? ingin jodoh sama dia? usaha dulu atuh, ingin jadi pengusaha? belajar berdagang dulu, Pengen sarjana? skripsi dulu, pokonya pengen apaa ajaa kita mulai semuanya dari awal.

Awal yang baik adalah akhir yang baik begitu kata ahli. Setuju ngga? Setuju sih saya, karena jika diawal udah tancap gas, ngga sedikit kemungkinan kita akan cepet di garis finish. 

Sebelum kita melakukan apa saja dalam hidup, sebelumnya kita harus menentukan tujuan, Menentukan target, menentukan pencapaian, mengukur kapasitas, menentukan strategi, menentukan jalan. Khususnya dalam bebrapa hal yang vital dalam hidup ini. Seperti pernikahan, mimpi, tujuan hidup, jalan yang kita tempuh dan sebagainya.

Misalnya menentukan bagaimana/ model kehidupan apa yang ingin kita lakoni dan miliki nanti. Saya ingin jadi seorang wanita cerdas, baik, sholihah, yang berpendidikan, kemudian berkarir, kemudian berkeluarga dan tetap berkarir dari rumah. Amin.. 

Tentu dengan beberapa target keinginan saya itulah yang mengantarkan saya pada hal hal-hal yang menunjang saya menggapainya. Diantaranya cara berfikir, cara bertindak, komunitas dalam tatanan sosial, kebiasaan, hobby, dan sebagainya. 

Dari kesemua itu jika kita benar benar cinta akan mimpi kita, kukuh menggapainya, tentu waktu kita lebih dominan menghabiskannya dengan banyak melakukan hal itu, seperti waktu belajar lebih banyak dari normally orang, amalan ibadah lebih banyak dari mereka, mengambil lembur lebih banyak, mengambil kesempatan lebih banyak, membaca lebih banyak, pokoknya semua yang kita lakukan di atas rata-rata orang melakukannya. 

Mengapa mereka rela melakukan demikian? Karena mereka menginginkan akhir yang bahagia/ happy ending. Jika tidak karena itu tidak mungkin manusia rela mengabiskan banyak waktunya dan mencurahkannya untuk itu, bener ngga? jadi ngga ada lagi kata dari mulut kita yang keluar, kita ngga punya banyak waktu buat hal itu.  karena kalau kamu cinta, kamu harus rela memberikan hal paling berarga dalam hidupmu, yaitu Waktu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline