Oleh Veeramalla Anjaiah
Kopi dicintai oleh sebagian besar orang di dunia. Kopi merupakan minuman favorit ketiga di dunia setelah air dan teh. Brasil, Vietnam dan Kolombia adalah pengekspor kopi terbesar di dunia.
Menurut situs web berita Jagran Josh, kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang paling banyak diperdagangkan secara global, menghubungkan jutaan petani dengan konsumen di seluruh benua. Seiring dengan meningkatnya permintaan global akan kopi premium, kopi spesial dan biji kopi sangrai, beberapa negara mendominasi pasar ekspor internasional.
Negara-negara ini memasok kopi Arabika, kopi Robusta, kopi instan dan biji kopi curah yang mendorong perekonomian dan memuaskan para pencinta kopi di seluruh dunia. Dari Brasil hingga Etiopia, negara-negara terkemuka ini memengaruhi perdagangan kopi global, tren ekspor kopi, harga kopi dan pasar kopi internasional.
Brasil adalah eksportir kopi terbesar di dunia, menyumbang sekitar 35 persen dari total ekspor global. Perkebunannya di Minas Gerais, So Paulo dan Esprito Santo menghasilkan biji kopi Arabika dan Robusta. Brasil mendominasi produksi kopi global, pasar ekspor kopi dan perdagangan kopi internasional, memasok biji kopi hijau dan kopi sangrai ke seluruh dunia.
Pada tahun 2024, total ekspor kopi Brasil adalah 2,9 juta ton dan tujuan ekspor utamanya adalah AS, Jerman, Italia dan Jepang.
Vietnam menempati peringkat kedua dunia dan merupakan produsen kopi Robusta terbesar, yang banyak digunakan dalam kopi instan, campuran espresso dan produksi kopi komersial. Metode pertanian yang efisien, pemanenan kopi secara mekanis dan hubungan dagang yang kuat menjadikan Vietnam pemain kunci di pasar ekspor kopi internasional.
Menurut majalah Daily Coffee News, produksi kopi di Vietnam diperkirakan mencapai setara dengan 31 juta kantong 60 kilogram pada tahun pasar 2025/2026 (Oktober hingga September), naik dari 29 juta (1,7 juta ton pada tahun 2024) di tahun sebelumnya, menurut perkiraan terbaru Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA).
Robusta tetap dominan, dengan perkiraan produksi 30 juta karung, sementara Arabika menyumbang sekitar 1 juta karung. Harga global yang tinggi, cuaca yang mendukung dan peningkatan penggunaan input mendorong peningkatan produksi, terutama di Dataran Tinggi Tengah.
Ekspornya terutama ke AS, Jerman, Italia dan Spanyol.