Lihat ke Halaman Asli

Anilasari

Mahasiswa Universitas Siber Asia

Antara Kebebasan dan Kontrol: Regulasi Kampanye Digital, Masalah atau Solusi?

Diperbarui: 14 Februari 2025   23:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Mata Kuliah: Regulasi Komunikasi Digital 

Kelas: Km 301

Prodi: Komunikasi Pjj 

Nama Mahasiswa : Anilasari 

NIM: 220501010161

Dosen: Adinda Arifiah, S.I.Kom., M.I.Kom

Antara Kebebasan dan Kontrol: Regulasi Kampanye Digital, Masalah atau Solusi?

Kampanye politik telah berevolusi seiring dengan perkembangan teknologi. Jika dulu calon pemimpin berusaha menarik perhatian lewat spanduk di jalan, pidato di lapangan, atau iklan di TV, kini strategi kampanye jauh lebih modern dan dinamis. Hanya dengan satu postingan di media sosial, seorang kandidat bisa menjangkau jutaan orang secara instan—bahkan lebih efektif dibanding ratusan baliho yang terpampang di berbagai sudut kota.

Internet telah mengubah cara politisi berinteraksi dengan pemilih. Lewat platform seperti Twitter (X), Facebook, Instagram, dan TikTok, mereka bisa menyampaikan ide dan visi langsung ke masyarakat tanpa perlu bergantung pada media konvensional. Ini memberi mereka kebebasan untuk mengontrol narasi kampanye dan membentuk citra sesuai keinginan mereka.

Lebih dari itu, algoritma media sosial memainkan peran besar dalam menargetkan audiens yang tepat. Dengan data yang dikumpulkan dari aktivitas online, politisi bisa menyesuaikan pesan mereka agar lebih relevan bagi kelompok tertentu, baik berdasarkan minat, usia, maupun lokasi. Inilah yang membuat kampanye digital begitu efektif dan tak terhindarkan dalam era politik modern.

Namun, kebebasan ini juga membawa tantangan besar:

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline