Lihat ke Halaman Asli

Andri Pratama Saputra

Seorang yang ingin selalu belajar dan saling berbagi pengetahuan

Penyimpangan dalam Praktik Keuangan Syariah

Diperbarui: 6 Desember 2022   10:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: www.islam.nu.or.id/

Ekonomi syariah sedang dikembangkan oleh pemerintah dalam meningkatkan perekonomian nasional berdasarkan prinsip syariah. Mukhlas (2019) menjelaskan dalam penerapan ekonomi syariah memiliki beberapa prinsip yang tak dapat dilanggar. Dalam perjalannnya tak jarang terdapat penyimpangan dari prinsip syariah yang dijalankan antara lain:

1) Akad wakalah dalam murabahah

Dalam pelaksanaan murabahah tanpa disertakan akad wakalah, terdapat rincian yaitu:

  • Pelaksanaan murabahah (jual beli) tanpa akad wakalah;
  • Pelaksanaan murabahah dikerjakan secara bersama-sama dalam satu waktu;
  • Pelaksanaan murabahah terlebih dahulu kemudian akad wakalah;
  • Pelaksanaan murabahah dilakukan jaraknya hanya selisih 1 dan 2 jam saja pada hari yang sama;

Menurut Fatwa DSN-MUI No. 4 Tahun 2000 dalam pelaksanan akad, seharusnya didahului akad wakalah terlebih dahulu yaitu antar calon dengan pihak bank lalu akad jual beli bukan sebaliknya, yang ada prinsip ini tidak jarang banyak yang melanggar.

2) Tidak ada realisasi bagi hasil

Dalam prinsip ekonomi syariah, diharuskan menjalankan prinsip bagi hasil yang akan dapat dilihat setelah menjalankan kegiatan usaha. Namun, realisasinya, tak jarang keuntungan telah ditentukan di awal transaksi dan hal ini tidak sesuai dengan prinsip syariah.

3) Saksi dalam penandatanganan akad

Dalam prinsip ekonomi syariah, akad seharusnya terdapat saksi dalam ijab qabul dan bersifat tertulis sehingga suatu saat jika ada sengketa atau ketidaksesuaian, saksi dapat memberikan keterangan. Namun, pada kenyataannya, tak jarang saksi hanya sebagai formalitas atau kamuflase belaka dan tidak hadir dalam akad, hal ini akan menyebabkan kesulitan klaim jika terdapat perselisihan di kemudian hari.

4) Berkas dan verifikasi pembiayaan murabahah

Dalam akad murabahah diwajibkan memiliki bukti transaksi bermaterai yang memilki kekuatan hukum, namun tak jarang hal ini tidak diindahkan sehingga keabsahan menjadi dipertanyakan dan verifikasi di kemudian hari akan menemui kesulitan.

5) Tambahan pemberian pembiayaan dan perpanjangan waktu

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline