Wayne Allan Downing atau Wayne Downing dikenal sebagai tentara Amerika Serikat (AS). Ia adalah pensiunan bintang empat di kemiliteran AS. Dalam karir militernya ia sangat dikagumi oleh kalangan tentara AS sendiri maupun tentara dari negara Asia. Ia bahkan dikenal sebagai ranger modern.
Siapa sangka Wayne Downing sangat mengagumi pula Prabowo Subianto. Ia bahkan menobatkan Prabowo sebagai prajurit terbaik yang pernah ia latih. Ia banyak bercerita tentang Prabowo kepada media dan kepada rekan-rekannya yang ia temui. Hingga pada suatu waktu sebelum ia meninggal dunia, ia ingin terjun payung bersama Prabowo di Indonesia.
Siapa sangka Jenderal Wayne Allan Downing merupakan mantan Komandan Operasi Khusus Militer AS atau biasa disebut SOCOM (Special Operation Command). Memang foto beliau pernah dipajang oleh Mantan anggota KOPASUS itu yakni Prabowo Subianto melalui akun media sosialnya. Tampak keduanya terlihat akrab dan keduanya pula masing-masing mengenakan seragam TNI mereka. Diketahui bahwa Prabowo Subianto pernah menjabat sebagai Komando Pasukan Sandi Yudha atau KOPASSANDHA sejak tahun 1976 sampai tahun 1985.
Tentu jabatan tersebut sangat penting di Indonesia dan juga di negara lainnya yang menganggap bahwa tentara merupakan pertahanan utama sebuah negara. Bagi mantan penasehat anti terorisme AS di era keprisedenan George Bush tidak kaget dengan hal itu. Sebab selama ketua Prabowo mengikuti pelatihan tentara dari negara Asing di Fort Bragg dan Fort Benning AS bahwa Prabowo merupakan satu di antara dua prajurit terbaik didikannya selain Sultan Johor (sumber; viva.co.id).
Di mata Wayne Downing bahwa Prabowo merupakan murid cemerlang yang selalu menjunjung tinggi negaranya yakni NKRI selama pendidikan kemileiteran di AS. Hal ini penting untuk dinilai sebagai jiwa patritisme dan juga salah satu prestasi anak bangsa di luar negeri di masanya.
Terlepas dari pencalonannya sebagai Capres RI 2024 ini bahwa mantan Kopasus tersebut telah mengukir berbagai prestasi di dalam dan di luar negeri yang patut dicontoh khususnya TNI kita saat ini. Demikian isu miring yang menudingnya di balik hilangnya nyawa para aktivis mahasiswa di tahun 1998 bahwa tentu masa tersebut masa sulit. Jika ia bersalah tentu tetap harus menjalani proses hukum yang berlaku di negara kita.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI