Lihat ke Halaman Asli

ANDI FIRMANSYAH

Guru yang Belum Tentu Digugu dan Ditiru

Kata Macrobius

Diperbarui: 21 September 2025   19:21

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Jiwa manusia berasal dari Surga.

Jiwa, saat bersatu dengan tubuh, akan selalu melihat ke arah sumbernya dan berusaha untuk kembali ke tempat asalnya.

Di antara bintang-bintang
Ia menetap
Sampai akhirnya tergoda oleh keinginan untuk menghidupkan tubuh.
Ia turun untuk dipenjara dalam materi.

Sejak saat itu, ia tidak memiliki sumber daya lain selain ingatan dan selalu tertarik ke tempat kelahiran dan rumahnya.

Sarana untuk kembali harus dicari dalam dirinya sendiri.
Untuk naik kembali ke sumbernya, ia harus menderita dalam tubuh.

Jalan yang ditempuhnya
Turun dan naik di antara bintang-bintang dan bola-bola.

Bola atau Surga bintang-bintang tetap adalah Wilayah Suci dan Padang-padang Elysian yang merupakan tempat tinggal asli jiwa-jiwa
Tempat mereka naik kembali ketika mereka telah menemukan kembali kemurnian dan kesederhanaan primitif mereka.

Dari wilayah bercahaya itu jiwa berangkat.
Ketika ia melakukan perjalanan menuju tubuh, ia mengalami tiga degradasi yang disebut dengan nama Kematian dan sampai ia melewati beberapa bola dan unsur-unsur.

Semua jiwa tetap memiliki Surga dan kebahagiaan selama mereka cukup bijaksana untuk menghindari penularan tubuh dan menjaga diri mereka dari kontak apa pun dengan materi.  

Mereka yang dari tempat tinggal yang tinggi itu
Tempat mereka diliputi cahaya abadi
Memandang dengan penuh kerinduan ke arah tubuh dan ke arah apa yang kita sebut kehidupan di dunia ini.

Bagi jiwa kematian itu nyata...

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline