Lihat ke Halaman Asli

andi fatikah

Mahasiswa

Pengaruh Pengetahuan Ibu terhadap Status Gizi Anak Balita

Diperbarui: 25 September 2025   20:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: via Alodokter

Status gizi balita merupakan salah satu penentu utama kualitas tumbuh kembang anak sekaligus indikator kesehatan masyarakat. Masa balita dikenal sebagai periode emas pertumbuhan, di mana kebutuhan gizi harus terpenuhi agar anak dapat tumbuh optimal secara fisik maupun kognitif. Faktor yang memengaruhi status gizi balita cukup beragam, mulai dari ketersediaan pangan, kondisi ekonomi keluarga, pola asuh, hingga akses layanan kesehatan. Dari sekian faktor tersebut, pengetahuan ibu tentang gizi memiliki peran penting karena ibu umumnya menjadi pengasuh utama sekaligus penentu pola makan anak sehari-hari.

Ibu yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih mudah memilih bahan makanan dengan kandungan gizi seimbang, menyusun variasi menu sesuai usia, dan memperhatikan kebersihan dalam penyajian. Pengetahuan ini juga berpengaruh pada praktik pemberian makan, seperti waktu tepat untuk memulai makanan pendamping ASI, frekuensi makan, dan takaran yang sesuai dengan kebutuhan energi balita. Sebaliknya, pengetahuan yang rendah seringkali berujung pada pemberian makanan yang tidak seimbang, sehingga meningkatkan risiko gizi kurang maupun gizi lebih.

Selain memengaruhi pola makan, pengetahuan ibu juga berhubungan dengan perilaku menjaga kesehatan balita secara umum. Ibu yang memahami pentingnya imunisasi, kebersihan diri, dan pencegahan penyakit akan lebih waspada dalam melindungi anak dari infeksi. Kondisi ini penting karena penyakit seperti diare dan ISPA dapat menurunkan nafsu makan serta menghambat penyerapan gizi, sehingga berdampak pada status gizi anak. Dengan kata lain, pengetahuan ibu tidak hanya berperan dalam pemenuhan gizi, tetapi juga dalam menjaga kesehatan yang mendukung pertumbuhan anak.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa ibu dengan pengetahuan gizi yang baik umumnya memiliki anak dengan status gizi lebih baik dibandingkan ibu dengan pengetahuan rendah. Edukasi gizi melalui posyandu, penyuluhan kesehatan, maupun media digital terbukti dapat meningkatkan pemahaman ibu dan diikuti oleh praktik pemberian makan yang lebih tepat. Meski demikian, pengetahuan saja tidak selalu cukup tanpa dukungan lingkungan yang memadai. Dukungan berupa pendampingan praktik langsung, akses pangan bergizi, dan keterlibatan keluarga maupun komunitas menjadi kunci agar pengetahuan ibu dapat benar-benar diterapkan, sehingga berdampak nyata terhadap perbaikan status gizi balita.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline