Lihat ke Halaman Asli

Amoli ndraha

wiraswasta

Rumah yang Tidak Akan Kamu Temukan di Tempat Lain

Diperbarui: 25 Juli 2025   14:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Fantasi (Pixbay/Firaangella1)

Banyak orang berpikir bahwa rumah hanyalah tempat dengan tembok, atap, dan halaman kecil di depan rumah. Banyak juga yang merasa rumah hanya ada di kampung halaman tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. 

Tapi semakin kita tumbuh, kita sadar bahwa rumah bukan sekadar lokasi di peta, bukan hanya tempat tidur yang empuk, dan bukan hanya suara ibu yang memanggil kita untuk makan. Rumah adalah hati kita sendiri, hati yang mau belajar menerima keadaan dengan ikhlas dan bersyukur dengan apa yang kita miliki saat ini.

Saat kamu memutuskan untuk merantau, kamu mungkin merasa takut, asing, dan kehilangan arah. Tidak ada orang tua yang akan memarahi jika kamu pulang terlambat, tidak ada adik yang akan mengetuk pintu kamarmu untuk bermain, dan tidak ada aroma masakan rumah yang selalu membuatmu rindu. 

Namun, di balik semua itu, kamu akan belajar untuk menjadi lebih kuat. Kamu belajar bangun lebih pagi untuk mengejar kendaraan umum, kamu belajar menahan diri agar pengeluaranmu cukup untuk satu bulan, kamu belajar untuk menangis sendirian di tengah malam, dan keesokan harinya tetap bangkit untuk menjalani hari dengan senyum.

Rumah tidak akan pernah kamu temukan di tempat lain jika kamu tidak mau menjadikan hatimu sebagai rumah itu sendiri. Ketika kamu mulai membuka dirimu untuk berkenalan dengan orang baru, ketika kamu mulai bersyukur atas pekerjaanmu meski sederhana, dan ketika kamu mulai menerima bahwa kehidupan memang tidak selalu mudah, di situlah kamu sedang membangun rumahmu sendiri. 

Kamu sedang membangun tempat pulang di dalam hatimu, tempat di mana kamu bisa beristirahat meski sedang berada di kota yang ramai, asing, dan jauh dari keluarga. Perantauan akan menjadi rumah ketika kamu berhenti mengeluh dan mulai melihat hal-hal kecil yang membuatmu tersenyum. 

Mungkin itu ketika kamu menemukan warung makan yang cocok dengan lidahmu, mungkin saat kamu menemukan teman yang mengingatkanmu pada sahabatmu di kampung halaman, atau mungkin ketika kamu bisa berdiri tegak di depan cermin dan berkata, "semua bisa dilewati." Rumah itu bukan tempat, rumah itu adalah hati yang mau menerima keadaan, hati yang mau bersyukur atas setiap langkah yang sudah dilewati, dan hati yang mau tetap berharap meski belum semua impian tercapai. Merantau akan mengajarkanmu untuk lebih sabar dan menghargai hal-hal kecil. 

Merantau akan membuatmu mengerti arti pulang yang sebenarnya, kamu akan lebih menghargai telepon dari orang tua, kamu akan lebih menghargai setiap pertemuan dengan keluarga, dan kamu akan lebih menghargai waktu makan bersama. Semua itu akan menjadi hadiah indah yang hanya bisa kamu rasakan ketika kamu sudah belajar menjadikan perantauan sebagai rumahmu.

Ingatlah, kamu tidak sedang kehilangan rumah saat kamu pergi jauh dari kampung halaman. Kamu sedang diberi kesempatan oleh Tuhan untuk membangun rumah baru di hatimu sendiri. Rumah yang tidak akan pernah bisa ditemukan di tempat lain, karena rumah ini adalah rumahmu sendiri, tempat kamu belajar tumbuh, bertahan, berjuang, dan tetap bersyukur di setiap musim kehidupanmu.

Jangan takut merantau. Jadikan setiap langkahmu sebagai proses untuk menemukan rumahmu sendiri. Karena rumah terbaik adalah hati yang selalu bersyukur, hati yang siap menerima keadaan dengan ikhlas, dan hati yang mau tetap berharap pada rencana Tuhan meski jalannya tidak selalu mudah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline