Lihat ke Halaman Asli

Amajida Zahara N

Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan

Mewujudkan Pendidikan yang Berorientasi Masa Depan, Kurikulum dan Kualitas Guru Sama Penting

Diperbarui: 24 Januari 2025   16:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Penulis : Amajida Zahara Nisun, Mahasiswa Magister Manajemen Pendidikan Universitas Ahmad Dahlan, Sebuah analisis yang merupakan bagaian dari tugas mata kuliah Manajemen Kurikulum dan Pembelajaran di Program Studi  Magister MP UAD

Ki Hajar Dewantara pernah berkata “ Pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan suatu bangsa ”

Pendidikan adalah sektor yang sangat menentukan kualitas suatu bangsa. Keberhasilan pendidikan juga secara otomatis membawa sebuah bangsa maju. Mengoptimalkan dunia pendidikan yang menekankan unsur-unsur pendidikan,  Aset yang dibutuhkan dalam pendidikan adalah sumber daya manusia yang berkualitas.  Sejarah mencatat bahwa Indonesia sudah mengalami peergantian kurikulum sebanyak 11 kali sejak awal bangsa ini merdeka. Diawali dengan kurikulum pertama bernama kurikulum rentjana pelajaran 1947 dan diakhiri dengan kurikulum ke 11 bernama kurikulum merdeka. Tetapi, apakah dengan banyaknya perubahan kurikulum ini, kualitas pendidikan di Indonesia terjamin ?? sudah bisa mengahadpi tuntutan zaman ?? atau masih begitu saja ??

Dilansir dari program for international student assessment ( PISA ), Salah satu program yang diikuti oleh pemerintah Indonesia untuk mengukur daya saing siswa Indonesia. sejak PISA 2000 hingga PISA 2018 pada aspek membaca dan matematika menunjukkan trend yang menurun dan masih jauh dari standar minimum untuk dapat menjadi warga negara yang mempu berpartisipasi secara aktif dan konstruktif dalam pembangunan peradaban. Perubahan kurikulum selama ini tidak mampu berbuat banyak untuk mendongkrak kemampuan literasi baca dan metematika siswa Indonesia. Bahkan perubahan kurikulum tersebut berdampak negatif terhadap hasil PISA, dimana trend hasil PISA siswa Indoensia pada aspek baca dan matematika sejak tahun 2000 hingga 2018 menunjukkan trend yang menurun meskipun telah tiga kali perubahan kurikulum selama periode tersebut. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengkaji dan melakukan perubahan kurikulum secara radikal yang menitikberatkan pada penguatan aspek Literasi baca dan literasi matematika (numerasi) siswa.

Dalam hal ini tentu ada hal yang mendasari mengapa Pendidikan Indonesia begitu terpuruk, pertama adanya kesenjangan kualitas Pendidikan antara daerah perkotaan dengan daerah 3T, kedua kualitas guru dan kesiapan tenaga pendidik, dan yang ketiga adalah pembelajaran yang tidak relevan dengan kebutuhan dunia saat ini. Lantas kebijakan apa yang harus diterapkan di dalam dunia Pendidikan ?? Dari perubahan kurikulum tersebut, belum ada kurikulum yang secara signifikan berdampak positif terhadap peningkatan Pendidikan di Indonesia.

Agar kualitas Pendidikan di Indonesia bisa memenuhi tuntutan zaman dengan mengutamakan penekanan dan peninjauan lebih lanjut terhadap kurikulum merdeka dengan mengoptimalkan bahwa Pendidikan seharusnya diselenggarakan dengan mengikuti perkembangan zaman yang dimana penguasaan teknologi menjadi salah satu aspek pentik untuk mendukung kualitas Pendidikan yang sesuai dengan tuntutan zaman saat ini. Hal ini dapat dilakukan seperti melalui diskusi langsung ataupun kerja sama dengan pihak industri, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman yang relevan dengan dunia kerja. Pendidikan di Indonesia sistemnya untuk mecetak tenaga kerja karyawan kantoran ataupun pabrik, karena sector itu adalah sector esensial yang dimana masih mengejar quantitas bukan qualitas belum mengarah mencetak tenaga kerja sector non esensial seperti music, film, seni, dan olahraga. Jadi intinya Pendidikan itu disesuaikan dengan kepentingan negara itu sendiri dan nyata dilapangan masyarakat mengingkan bekerja dikarenakan pengahasilan yang tinggi. Indonesia 10 sampai 15 tahun yang akan datang harus menjadi salah satu ekonomi terkuat di dunia maka bidang esensial dan non esensial harus rata dan mindset inilah yang harus ditanam dalam dunia Pendidikan sebagai output dari mindset salah satunya Pendidikan.

Jadi mana yang lebih penting megubah kurikulum atau meningkatkan kualitas guru ?? tentu saja dua duanya sama penting dan harus jalan barengan karena kurikulum adalah alat bantu untuk mengajar jadi kalau alat bantunya tidak mendukung guru untuk bekerja dengan lebih baik tidak bisa mengandalkan gurunya dan Three accountability diukur dari bagaimana guru mampu melaksanakan kurikulumnya dan pelatihan guru workshop digital sangat penting karena dapat membantu guru untuk mengembangkan keterampilan dalam menggunakan teknologi digital dalam proses pembelajaran. Di era teknologi saat ini, penguasaan alat dan platform digital memungkinkan guru untuk menyampaikan materi dengan cara yang lebih interaktif dan efektif. Selain itu, workshop digital juga memberikan kesempatan bagi guru untuk belajar cara memanfaatkan berbagai aplikasi pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas pembelajaran dan mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan di dunia yang semakin digital. Dalam ini tentu harusnya adanya pengawasan yang memastikan infrastruktur dan internet Pendidikan yang sudah merata di Indonesia sehingga dapat meningkatkan kualitas kurikulum Pendidikan di Indonesia. Mari Bersama sama membangun masa depan Indonesia dengan Pendidikan berkualitas.

Generasi Cerdas, Pendidikan Berkualitas, Wujudkan Indonesia emas, di tahun  2045 Indonesia akan memasuki usia ke 100 tahun yang digadang - gadang akan menjadi masa emas bagi negara kita. Tapi apakah dengan kualitas Pendidikan yang masih seperti ini hal itu bisa terwujud ?? Hal ini tentu bisa karena setiap Langkah kecil kita hari ini adalah lompatan besar bagi generasi yang akan mendatang. Masa depan bangsa ditentukan oleh cerdasnya generasi hari ini.

Refrensi :

Kharizmi, M. (2021). Kesulitan siswa sekolah dasar dalam meningkatkan kemampuan literasi. Jurnal Ragam, 2(3). 

Mo, J. (2019). How does PISA define and measure reading literacy? https://doi.org/doi:https://doi.org/10.1787/efc4d0fe-en

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline