Mohon tunggu...
Adela Junita Putrirani
Adela Junita Putrirani Mohon Tunggu... Labschool Cibubur

12A WB Absen 1

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence

Masa Depan Seni: Apakah Karya Seni Manusia Akan Diggantikan oleh AI?

7 Oktober 2025   23:05 Diperbarui: 7 Oktober 2025   23:05 8
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://goldpenguin.org/blog/ai-vs-human-art/

Dalam beberapa tahun terakhir, penggunaan AI meningkat, terutama Generative AI. Generative AI (atau AI generatif) umumnya dikenal karena kemampuannya menghasilkan sesuatu yang baru berdasarkan data yang ada. Salah satu fungsi AI generatif adalah menghasilkan gambar berdasarkan prompt (perintah) yang diberikan. Orang-orang cenderung menggunakan AI generatif untuk menghasilkan karya seni sesuai keinginan mereka karena mudah dan menghemat banyak waktu serta tenaga. Oleh karena itu, Generative AI berpotensi menggantikan seniman manusia karena rendahnya upaya, biaya, dan akses yang mudah untuk membuatnya. Pengguna Generative AI dapat menghasilkan semakin banyak karya seni AI yang dapat membuat seniman yang telah bekerja keras dalam hidup mereka enggan belajar cara membuat karya seni. Namun, apakah karya seni yang dibuat oleh AI dapat menggantikan karya seni dari manusia?

Setiap orang memiliki preferensi seninya masing-masing. Ada yang cenderung menyukai seni yang berkaitan dengan hal-hal yang mereka sukai seperti karakter film atau game, ada yang lebih menyukai seni dengan simbolisme atau menceritakan kisah dengan prinsip "show, don't tell", dan ada juga yang hanya menyukai seni yang indah dan enak dipandang. Orang-orang seperti poin terakhir inilah yang membuat seni Generative AI semakin umum.

Seni tidak hanya sekadar menciptakan karya yang menarik secara visual; banyak seniman cenderung sepakat bahwa seni adalah sebuah bentuk ekspresi. Setiap seniman memiliki gayanya sendiri yang khas dan menunjukkan apa yang mereka rasakan. Selain itu, gaya seni mereka yang khas juga dapat membuat konsep tertentu berhasil dan terasa lebih emosional bagi orang-orang. Sebagaimana dinyatakan dalam sebuah artikel di medium.com oleh Milan Ehrhardt berjudul The Human Touch: Why AI Will Never Fully Replace Human Creativity, banyak karya seni biasanya dibuat berdasarkan pengalaman, emosi, dan keaslian seseorang. Faktor-faktor ini dapat membuat karya seni manusia beresonansi dengan orang-orang yang memiliki pengalaman atau emosi yang sama yang diilustrasikan dalam karya seni tersebut. Faktor inilah yang tidak dimiliki karya seni yang dihasilkan AI, karena karya seni tersebut hanya dihasilkan dari karya seni yang sudah ada yang dimasukkan ke dalam basis datanya. Dengan kata lain, sebagaimana dijelaskan oleh David Mosen dari crayon.com dalam artikelnya yang berjudul Can Artificial Intelligence Replace Humans in Artistic Jobs?, AI tidak memiliki kecerdasan emosional yang merupakan hal penting dalam pekerjaan artistik karena memungkinkan seniman untuk terhubung dengan audiens mereka pada tingkat yang lebih dalam.

Dengan mengetahui bahwa karya seni Generative AI dibuat berdasarkan karya seni yang sudah ada yang dimasukkan ke dalam databasenya, akankah seniman manusia kehabisan kreativitas dan digantikan oleh AI? Para seniman berpikir hal itu mustahil. Kreativitas, pengalaman, dan kecerdasan emosional setiap orang berbeda, yang menghasilkan berbagai bentuk karya seni unik yang tetap dapat dinikmati oleh semua orang. Meskipun AI pada akhirnya dapat mengejar data karya seni yang ada, ia tidak dapat menghasilkan detail-detail kecil yang dipikirkan oleh seniman manusia yang dapat membuat mereka beresonansi dengan orang lain.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun