BLORA, 29 September 2025 -- Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Universitas Negeri Semarang (UNNES) terus menunjukkan kontribusinya dalam mendukung inovasi pendidikan di sekolah dasar. Alyasinta Desviola Fatika Leisya, mahasiswa semester 3, melaksanakan kegiatan Bakti Akademisi di SD Negeri 2 Gedangdowo dengan memperkenalkan modul ajar Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) untuk kelas 2 SD.
Modul ini disusun sebagai produk akademik berbentuk buku modul sekaligus perangkat pembelajaran yang lengkap. Materi yang dipilih berfokus pada konsep waktu dan aktivitas sehari-hari yang dekat dengan kehidupan peserta didik. Tidak hanya memuat uraian materi, modul ini juga dilengkapi dengan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD), media ajar berupa kartu kegiatan dan jam mainan, serta rubrik penilaian yang dapat digunakan guru untuk menilai aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap siswa.
Proses penyusunan modul dilakukan melalui beberapa tahap sistematis. Pertama, dilakukan identifikasi kompetensi dasar sesuai kurikulum kelas 2 SD dengan menekankan pemahaman tentang waktu, kegiatan harian, dan peran anggota keluarga. Kedua, dirancang strategi pembelajaran berbasis deep learning dengan pendekatan diskusi, kerja kelompok, simulasi, presentasi, dan refleksi. Ketiga, dikembangkan perangkat pembelajaran yang mendukung aktivitas eksploratif, termasuk LKPD yang mengarahkan siswa menyusun rangkaian cerita dari gambar kegiatan sehari-hari. Terakhir, modul disunting agar alurnya logis, praktis, dan mudah digunakan guru di kelas.
Dalam rangkaian kegiatan Bakti Akademisi, Alyasinta mempresentasikan konsep dan isi modul di hadapan Kepala Sekolah dan guru. Kegiatan dilanjutkan dengan sesi diskusi yang membahas potensi pemanfaatan modul sebagai media pembelajaran yang interaktif dan kontekstual. Kepala Sekolah SD Negeri 2 Gedangdowo, Bapak Nofi Kristianto, menyampaikan apresiasi atas produk akademik ini. Menurutnya, modul tersebut disusun secara sistematis, lengkap, dan mampu menghadirkan suasana belajar yang menyenangkan sekaligus mendidik.
"Pendekatan Deep Learning (Pembelajaran Mendalam) serta adanya LKPD, media ajar, dan rubrik penilaian tentu akan membantu guru merancang pembelajaran yang lebih variatif. Modul ini sangat relevan dengan kebutuhan siswa dan guru di sekolah dasar," ujarnya.
Kegiatan Bakti Akademisi ini juga menjadi ruang dialog antara mahasiswa dan guru, sehingga masukan yang diberikan dapat memperkuat relevansi modul dengan kondisi nyata di kelas. Hal ini menunjukkan pentingnya kolaborasi antara perguruan tinggi dan sekolah dasar dalam mewujudkan pembelajaran yang lebih kreatif, kontekstual, dan bermakna.
Mempresentasikan dan berdialog mengenai konsep dan isi modul di hadapan Kepala Sekolah
Sebagai penutup, kegiatan Bakti Akademisi ditandai dengan pemberian sertifikat dan penyerahan produk modul ajar IPAS kepada pihak sekolah. Momen ini menjadi simbol apresiasi sekaligus wujud nyata kontribusi mahasiswa dalam mendukung peningkatan kualitas pembelajaran di sekolah dasar.
Penyerahan Sertifikat Apresiasi Kepada mahasiswa
Melalui karya ini, mahasiswa UNNES tidak hanya menghasilkan produk akademik, tetapi juga turut berperan aktif dalam mendukung peningkatan kualitas pendidikan dasar. Modul ajar IPAS yang dikembangkan diharapkan dapat menjadi inspirasi bagi guru dalam menyusun perangkat pembelajaran yang inovatif, sekaligus membentuk peserta didik yang kritis, kolaboratif, disiplin, dan bertanggung jawab.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI