Lihat ke Halaman Asli

Kamu Yakin?... Kamu Sekarang Yakin!

Diperbarui: 24 Juni 2015   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Dia masuk ke ruanganku. Memberikan salam dan langsung duduk di depanku. Berbasa basi menanyakan aku sedang buat apa. Menilik wajahnya aku langsung semakin membuat diriku seolah-olah sibuk.

Aku 'dekat' dengan beberapa dari mereka. Kami suka mengobrol dan tentu bergosip ria. Maksudnya, aku yang mendengarkan mereka bergosip hangat sampai panas yang tengah berseliweran. Aku bagian yang memberi komentar komentar yang membuat mereka semakin seru bercerita.

Aku pun yakin di belakangku mereka juga membicarakan tentang aku. Kenapa aku tahu, karena, ada saja yang menceritakan kembali kepadaku. Aku senang saja karena paling tidak aku jadi tahu pendapat mereka tentang aku. Termasuk yang paling konyol sekalipun. Aku bahkan ikut tertawa mendengarnya.

Dia tidak memberikan waktu lama untuk membiarkan diriku tenggelam dalam keseolah-olahan sedang mengurus negara. Dia mulai dengan intro yang segera membuatku berdoa agar bukan aku yang terkena sampur untuk mendengarkan ceritanya.

Aku merasa apa yang disampaikannya antara penting dan tidak penting, sehingga aku menanggapi hanya dengan ekspresi dan senyumku saja. Komentar seadanya hanya untuk meyakinkan dia bahwa apa yang disampaikannya tidak perlu terlampau serius ditanggapi oleh dirinya sendiri.

Aku terkejut ketika kelihatan dia mulai serius. Bagaimana mungkin dia jadi serius. Akhirnya, aku pun memilih untuk agak serius.

"Kamu yakin," tanyaku mengalihkan mata dari komputer di depanku.

Suaranya agak berubah dan dia mendesakku untuk memberi pendapat. Aku menghindar. Aku merasa tidak kapabel memberikan pendapatku. Jadi aku hanya memberikan ilustrasi yang menurutku baik untuk dia pertimbangkan.

Kalau sudah begini aku menjadi benar-benar kewalahan, karena apapun yang dia perlukan hanya dukungan baginya. Sementara, sangat tidak gampang untuk memberikan dukungan tanpa tahu detil siapa yang tengah seru dibicarakannya denganku.

Lagi lagi, aku hanya mampu mengatakan, "Kamu yakin?"

Dia memberikan alasan alasan yang aku yakin, jika dia sekarang menjadi aku pasti dia melakukan hal yang sama, menggali informasi sedalam mungkin, dan kemudian meragukannya. Terlampau cepat, terlampau mendadak. Mengundang untuk berpikir apa ada dukun yang terlibat.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline