Lihat ke Halaman Asli

Nnaah

Mahasiswa

Weekend di Negeri Utopia

Diperbarui: 11 Maret 2025   17:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ilustrasi pintu masuk Negeri Utopia (Sumber: https://pixabay.com)

Pagi hari yang cerah, Keyra sedang menikmati weekend di salah satu pelosok kota. Ia berkeliling mencari tempat yang menurutnya unik dan cocok untuk mengisi waktu kosongnya. 

Setelah lama mencari, akhirnya pandangannya tertuju pada salah satu bangunan mungil bernama "Utopia". Pelatarannya penuh dengan kendaraan, namun terlihat begitu sepi. Karena penasaran, ia menepikan motornya dan berjalan memasuki bangunan. 

Saat berada dalam bangunan, ia merasa tidak ada yang spesial. Bentuknya polos dan tampak seperti labirin. Luasnya terbatas dengan sebuah pintu berwarna merah di sudut ruangan. Lalu yang menjadi pertanyaan, kemana semua pemilik kendaraan di pelataran? Terlalu larut memikirkan hal tersebut, ia tidak menyadari ada seorang perempuan menghampiri. 

"Halo nona.. Selamat datang di Negeri Utopia. Apakah ada yang bisa saya bantu?," ujarnya.

Keyra yang merasa terkejut karena tidak menyadari kehadiran wanita itu terdiam sejenak, kemudian bertanya, "Ahh, maaf.. Utopia? Tempat apa ini? Dan, kemana semua pemilik kendaraan di pelataran itu?," tanyanya dengan menunjuk ke arah deretan kendaraan tersebut. 

Tersenyum, "Sepertinya, Nona baru pertama kali mengunjungi tempat ini. Jika demikian, izinkan saya memperkenalkan.. Nona saat ini berada di gerbang Negeri Utopia, sebuah tempat imajiner yang tidak akan anda dapati di tengah kesibukan kehidupan kota. Untuk menuju tempat tersebut nona harus melewati pintu merah itu. Apakah nona bersedia?". 

"Tentu saja..mohon panduannya," tutur Keyra. Dengan bantuan perempuan tersebut, Keyra melewati pintu merah dan berakhir di tempat yang disebut Negeri Utopia.

Ilustrasi Negeri Utopia (Sumber: https://id.innerself.com/)

Pemandangan di tempat tersebut sangat berbeda, suasana alam yang begitu kental tampak seperti paviliun di sebuah kerajaan dongeng. Ada bangunan berbentuk poligon tersusun menyerupai sarang lebah raksasa berwarna hitam, gedung putih sederhana bertuliskan Utopia pada bagian atasnya, deretan pondok kecil berbentuk segitiga yang terbuat dari susunan bambu dan daun kelapa, rumah pohon, ayunan setengah lingkaran, set kursi dan meja berbentuk potongan batang pohon, serta kolam kecil dengan aliran menyerupai anak sungai. Benar-benar seperti berada di paviliun kerajaan. 

Karena ini pertama kalinya ia mendapati hal demikian, matanya menjadi gesit meneliti setiap sudut dan suasana yang ada di sana. Sungguh sesuatu yang indah. Langit cerah berwarna biru, bunga dan pepohonan yang tumbuh subur, serta susunan batu rapi membentuk sebuah jalan dan kolam. 

Tidak hanya itu, ia juga menyaksikan banyak pengunjung baik yang berlalu lalang dan saling bercengkrama satu sama lain maupun mereka yang sekedar duduk menyendiri di ruang-ruang poligon. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline