Lihat ke Halaman Asli

alexa violyna

mahasiswa

Gaya Hidup Manis, Masa Depan Tragis: Alarm Diabetes Untuk Generasi Kini

Diperbarui: 10 September 2025   14:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

GAYA HIDUP MANIS, MASA DEPAN TRAGIS: ALARM DIABETES UNTUK GENERASI KINI

ALEXA VIOLYNA VRENGKI/191251077

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS AIRLANGGA

        Diabetes adalah penyakit kronis yang terjadi ketika pankreas tidak memproduksi cukup insulin atau ketika tubuh tidak dapat menggunakan insulin yang dihasilkannya secara efektif. Dan Insulin sendiri adalah hormon yang mengatur glukosa darah. Hiperglikemia, juga disebut peningkatan glukosa darah atau gula darah tinggi adalah efek umum dari diabetes yang tidak terkontrol dan seiring waktu akan menyebabkan kerusakan serius pada banyak system di dalam tubuh, terutama pada bagian saraf dan pembuluh darah. Kencing manis atau diabetes melitus yang saat ini dikenal dengan nama diabetes, adalah salah satu penyakit kronis paling umum terjadi di Indonesia, yang dulunya sering diasosiasikan dengan penyakit yang hanya menyerang orang tua atau usia lanjut. Namun, paradigma ini kini telah bergeser drastis. Penyakit diabetes ini tidak hanya tejangkit di orang dewasa saja sekarang, tetapi juga dapat terjangkit di usia muda seperti remaja dan anak-anak. Pada tahun 2022, 14% orang dewasa berusia 18 tahun ke atas hidup dengan diabetes, meningkat dari 7% pada tahun 1990. Lebih dari separuh (59%) orang dewasa berusia 30 tahun ke atas yang hidup dengan diabetes tidak mengonsumsi obat untuk diabetes mereka pada tahun 2022.

       Di jaman sekarang banyak makanan manis bahkan minuman yang banyak mengandung gula dan hal ini dapat membuat adanya risiko diabetes terjadi. Pergeseran pola makan dari alami menjadi makanan siap saji, lalu kemudian menjadi konsumsi makanan olahan tinggi gula, lemak trans, dan garam, ditambah minimnya aktivitas fisik akibat gaya hidup sedentari yang didominasi gawai atau gadget, serta paparan stres yang berkelanjutan menjadi salah satu faktor pemicu utama yang mempercepat munculnya resistensi insulin dan pada akhirnya menjadi diabetes tipe 2. Diabetes memiliki banyak dampak risiko yang membahayakan tubuh jika manusia terus menerus mengonsumsi hal yang memicu diabetes secara berlebihan. Bahkan hal ini dapat menyebabkan kematian jika tidak ditindaklanjuti. Pada tahun 2021, diabetes merupakan penyebab langsung dari 1,6 juta kematian, dan 47% dari seluruh kematian akibat diabetes terjadi sebelum usia 70 tahun. Sebanyak 530.000 kematian akibat penyakit ginjal lainnya disebabkan oleh diabetes, dan kadar glukosa darah tinggi menyebabkan sekitar 11% kematian akibat kardiovaskular. Tanpa disadari gejala terjangkit penyakit diabetes ini terjadi di diri kita seperti haus berlebihan (polidisi), buang air kecil berlebihan (poliuri), lapar berlebihan (polifagia), penurunan berat badan, meskipun nafsu makan meningkat, berat badan cenderung turun, penglihatan kabur, dikarenakan kadar gula darah yang tinggi menyebabkan lensa mata membengkak dan mengurangi kemampuan fokus, luka sulit sembuh, terutama luka pada kulit kaki, sulit sembuh karena kadar gula darah yang tinggi, pusing dan lemas, diakibatkan kadar gula darah yang fluktuatif (naik turun dengan cepat). Pencegahan dapat dilakukan dengan cara mencapai dan mempertahankan berat badan yang sehat, tetap aktif secara fisik dengan setidaknya 150 menit olahraga sedang setiap minggu, makan makanan sehat dan hindari gula dan lemak jenuh, tidak merokok tembakau, mampu mengelola stress. Tentunya penyakit ini memiliki pengobatan tidak hanya pencegahan saja antara lain seperti mengonsumsi obat, suntikan insulin, merubah pola hidup dan makan menjadi sehat.

       Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa diabetes kini bukan lagi penyakit orang tua, tetapi sudah mengancam generasi muda akibat pola hidup tidak sehat. Konsumsi gula berlebihan, minimnya aktivitas fisik, serta stres berkepanjangan menjadi pemicu utama. Jika tidak dicegah, komplikasi serius seperti kerusakan saraf hingga kematian bisa terjadi. Maka, penting bagi remaja untuk mengenali gejala sejak dini, menjaga pola makan, rutin berolahraga, dan mengelola stres demi mencegah risiko diabetes dan menciptakan masa depan yang lebih sehat.

KATA KUNCI : Diabetes, Gula, Remaja

DAFTAR PUSTAKA

        Who. 2024. Diabetes, https://www.who.int/news-room/fact-sheets/detail/diabetes [online]. (diakses tanggal 26 agustus 2025).

       Yudho, N. K. 2025. Diabetes ancaman nyata generasi muda. https://ayosehat.kemkes.go.id/diabetes-ancaman-nyata-generasi-muda [online]. (diakses tanggal 26 agustus 2025).

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline