Upacara bendera di lapangan utama Sekolah Islam Al-Azhar Asy-Syarif Sumatera Utara hari Senin ini terasa istimewa. Seluruh santri SMP Islam (SMPI) dan Madrasah Aliyah (MA) berdiri rapi, mendengarkan dengan khidmat amanat yang disampaikan oleh Ustadzah Zhian Alza Widya Putri, S.Pd.
Dalam kesempatan tersebut, beliau mengangkat tema penting: "Balancing Agama dan Ilmu Pengetahuan" atau menyeimbangkan antara ketaatan beragama dengan kecerdasan intelektual. Pesan ini sangat relevan di era modern, ketika generasi muda sering dihadapkan pada pilihan sulit antara mendalami agama atau menguasai sains dan teknologi.
Bisa Beragama dan Cerdas Sekaligus
Pertanyaan besar yang dilontarkan Ustadzah Zhian di hadapan santri adalah: "Apakah bisa seseorang menjadi sangat taat beragama sekaligus cerdas dalam ilmu pengetahuan?" Jawabannya, menurut beliau, adalah "Bisa, bahkan seharusnya memang begitu."
Agama, jelasnya, berfungsi sebagai kompas moral yang menuntun manusia menuju keselamatan dunia dan akhirat. Sementara itu, ilmu pengetahuan adalah bekal untuk mengelola kehidupan dunia secara cerdas dan efektif. Jika keduanya dipadukan, lahirlah pribadi yang seimbang: beriman, berakhlak, dan berilmu tinggi.
"Agama membimbing hati kita menuju keakhiratan, sedangkan ilmu pengetahuan membentuk cara berpikir dalam menghadapi tantangan dunia," tegas beliau.
Balancing Agama dan Ilmu Pengetahuan: Pesan Pamungkas Ustadzah Zhian Alza Widya Putri pada Santri AAIBS (Foto: AAIBS)
Pandangan Tokoh Dunia tentang Agama dan Ilmu
Dalam amanatnya, Ustadzah Zhian juga menyinggung pandangan tokoh-tokoh besar dunia. Harun Nasution, Harun Amrashid, hingga Albert Einstein sama-sama menegaskan bahwa agama dan ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan.
Agama tanpa ilmu akan menjadi buta.