Kalau lagi cari tempat wisata yang unik, seru, tapi tetap gampang dijangkau, Kawah Sikidang bisa jadi pilihan yang pas banget. Terletak di kawasan Dataran Tinggi Dieng, tepatnya di Bakal Buntu, Desa Dieng Kulon, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, Kawah Sikidang ini memang punya pesona yang nggak bisa diabaikan. Nggak heran kalau jadi salah satu destinasi favorit wisatawan saat main ke Dieng.
Salah satu alasan utama kenapa Kawah Sikidang selalu ramai pengunjung adalah karena letaknya yang strategis dan aksesnya yang ramah wisatawan. Kawah ini bisa dibilang paling mudah dicapai dibandingkan dengan kawah-kawah lainnya di kawasan Dieng. Nggak perlu trekking berat, nggak perlu naik turun bukit yang bikin ngos-ngosan. Kawah Sikidang berada di dataran yang cukup rata, jadi bisa dinikmati siapa aja, dari anak kecil sampai orang tua.
Selain itu, lokasi Kawah Sikidang juga dekat banget dengan kompleks percandian terkenal di Dieng, seperti Candi Arjuna dan Candi Bima. Jadi, kalau kalian udah puas eksplorasi sejarah di area candi, tinggal melipir sedikit buat menikmati sensasi kawah aktif yang mengepul dan menggelegak.
Jembatan Kayangan: Jalan Menuju Keajaiban Alam
Begitu sampai di area Kawah Sikidang, kalian akan disambut dengan jembatan kayu sepanjang 1.150 meter yang membentang menuju kawah utama. Jembatan ini sering disebut "Jembatan Kayangan". Bukan cuma berfungsi sebagai jalur pengunjung, tapi juga jadi spot foto yang kece banget. Bayangin aja, jalan di atas jembatan dengan latar belakang kepulan asap kawah dan perbukitan Dieng yang memukau. Kombinasi sempurna buat feed Instagram kamu, kan?
Nggak cuma estetik, jembatan ini juga bikin pengunjung bisa menikmati kawah dengan lebih aman, karena jaraknya sudah diatur agar tetap nyaman tanpa harus terlalu dekat dengan sumber panas atau gas belerang yang keluar dari kawah.
Asal Usul Nama "Sikidang": Bukan Sekadar Nama Unik
Buat kamu yang penasaran kenapa namanya "Sikidang", ternyata ada cerita unik di balik penamaannya. Kata "Sikidang" diambil dari kata "kidang" atau kijang dalam Bahasa Jawa. Nah, kawah ini disebut Sikidang karena perilaku kawahnya yang unik, yaitu suka "melompat-lompat" alias berpindah tempat. Mirip seperti kijang yang lincah dan suka melompat, kolam kawah di sini bisa berpindah dalam rentang waktu sekitar empat tahun sekali. Unik banget, kan?
Fenomena ini terjadi karena aktivitas geotermal di bawah permukaan tanah yang terus bergerak, sehingga titik keluarnya gas dan lumpur panas bisa berpindah. Maka dari itu, pengunjung biasanya bisa melihat lebih dari satu titik kawah yang mengepulkan asap.
Meski bau belerang di kawasan ini cukup menyengat (yang khas banget dari kawasan vulkanik), pengalaman berkunjung ke Kawah Sikidang tetap berkesan. Kalian bisa melihat dari dekat bagaimana tanah yang tampaknya biasa-biasa aja, ternyata bisa mendidih dan mengeluarkan gas panas dari dalam bumi.