Perkembangan teknologi digital kini semakin mengubah cara kita bertransaksi. Jika dulu uang tunai adalah satu-satunya pilihan, kini pembayaran digital hadir dengan berbagai kemudahan. Salah satunya adalah QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard), sistem pembayaran berbasis QR code yang diluncurkan oleh Bank Indonesia.
Di SMK Telkom Makassar, QRIS sudah mulai diperkenalkan di kantin sekolah sebagai alternatif pembayaran selain uang tunai. Namun, apakah QRIS benar-benar lebih efisien dibandingkan uang tunai?
Belanja Tunai: Masih Jadi Pilihan Favorit
Berdasarkan hasil observasi, masih banyak siswa yang memilih membayar secara tunai. Alasannya sederhana: mudah, tidak bergantung internet, dan langsung terlihat uangnya. Seorang siswa, NDH, mengaku lebih nyaman menggunakan metode tunai meski harus menunggu kembalian beberapa menit. Hal serupa juga diungkapkan oleh AP yang menilai uang tunai praktis karena tidak butuh perangkat tambahan. Dari sisi penjual, Ibu R – salah satu pengelola kantin – lebih memilih metode pembayaran cash karena terasa lebih transparan. Namun, ia mengakui ada kendala jika banyak siswa membayar dengan uang pecahan besar: repot menyiapkan kembalian.
Belanja QRIS: Cepat, Praktis, tapi Butuh Jaringan
Di sisi lain, sebagian siswa justru lebih senang menggunakan QRIS. Menurut MC, transaksi via QRIS hanya butuh waktu sekitar 30 detik dan lebih efisien karena tidak perlu menunggu kembalian. MNA juga menilai QRIS lebih aman karena saldo tersimpan di aplikasi, sehingga mengurangi risiko uang tercecer. Meski begitu, keduanya mengakui kendala utamanya: jaringan internet kadang lambat dan saldo bisa habis tanpa disadari. Bagi penjual, seperti Ibu DRA, QRIS sangat membantu karena tidak merepotkan dalam hal kembalian. Ia bahkan menilai kepuasan pelanggan dengan QRIS mencapai 80%.
Mana yang Lebih Efisien?
Hasil observasi menunjukkan:
Tunai: lebih stabil, transparan, dan tidak tergantung internet.
QRIS: lebih cepat, praktis, dan aman, meski masih terkendala jaringan dan saldo.
Dengan kata lain, QRIS unggul dalam efisiensi waktu, sedangkan tunai masih relevan sebagai cadangan saat teknologi bermasalah.
Kesimpulan
QRIS memang membawa angin segar dalam dunia transaksi, termasuk di kantin sekolah. Namun, tunai tetap punya tempatnya. Kombinasi keduanya membuat transaksi lebih fleksibel, cepat, dan aman. Ke depan, penting bagi sekolah untuk meningkatkan literasi digital siswa, serta menyediakan jaringan internet yang stabil agar QRIS bisa digunakan secara maksimal.
📎 Untuk membaca versi lengkap penelitian dalam format PDF, silakan unduh melalui tautan berikut: https://id.scribd.com/document/909453211/ANALISIS-PERBANDINGAN-POLA-PERBELANJAAN-TUNAI-DAN-NONTUNAI-BERBASIS-QRIS-QUICK-RESPONSED-CODE-INDONESIAN-STANDARD-DI-KANTIN-SMK-TELKOM-MAKASSAR-TERH
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI