Lihat ke Halaman Asli

Sedekah Puisi, Berbagi Keindahan Sajak dalam Tadarus Puisi Ramadhan 2

Diperbarui: 14 Juni 2018   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perjumpaan

Seperti menjemput tamu agung, Ramadhan 1439 H, sebuah perjumpaan yang telah setahun lamanya tak bertemu. Adalah persiapan-persiapan menyambutnya dengan kesiapan keimanan dan niat menjalankan perintahNya. Penyair-pennyair kita menulis itu dengan rasa kesucian dan sambutan hangat ramadhan. Kebesaran Islam dan semangat melaksanakan ajaran-ajaran Rasullullah. 

Penyair kita menuliskan itu dalam perjumpaan dengan Ramadan sebagai ujud kecintaannya kepada Allah sebagai umatnya Rasullullah Muhammad yang diutusnya itu dalam menyambut bulan suci yang penuh rahmat ini. Mereka Gilang Teguh Pambudi, Asep Nurjamin, Siti Khodijah Nasution, sedang Chan-chan Parase memberi catatan bahwa manusia tempat nya dosa. Berikut peuisinya :

Gilang Teguh Pambudi dalam puisinya " 9 Puisi Pendek Di Atas Tisu"
//...1. MEMBUKA RAMADAN

hujan jam sembilan
menyentuh touchscreen
aku menulis keajaiban Ramadan/.../

7. RAMADAN YANG SELALU PUASA

sebab kamulah Ramadan yang selalu puasa
sampai hujan tak mengatakan, tidak!....//

Asep Nurjamin dalam puinya " Ikrar Ramadhan" 

//....tak ada kebaikan dibaktikan, setiap saat membayangkan penampilan saat hari raya, 

agar tampil modis bergaya....//
Siti Khodijah Nasution dalam puisnya " Raibnya Rakaat Sembahyang"
//Rakaat apa yang terlupakan
hingga kepulan sesaji doa mendahuluinya
'tuk mencecap kata surgawi....//

Chan Chan Parase dalam puisinya " Deting dari Lubuk Luka" : 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline