Lihat ke Halaman Asli

Agung MSG

TERVERIFIKASI

Transformative Human Development Coach | Penulis 3 Buku

Inilah Panduan Awal Mahasiswa Baru Menemukan Arah Hidup di Tengah Disrupsi

Diperbarui: 21 Juli 2025   08:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagi mahasiswa, Character Building itu penting. Di era disrupsi, karakter adalah kompas, bukan dekorasi. |Foto: dok.IPB University

"Ketika dunia tak lagi memberi petunjuk arah, karakterlah yang menunjukkan jalan. Bukan sekadar tujuan, tapi makna dari perjalanan itu sendiri."

Saat Dunia Bergerak Terlalu Cepat, Siapa yang Masih Memegang Kompas?

Selamat datang, para mahasiswa baru. Anda tak sedang memasuki ruang kelas biasa, atau pun dunia kampus yang klasik. Bukan lagi ruang perpusatakaan dengan buku-buku tebal, dan juga bukan lagi ruang kelas dengan dosen yang berceramah di depan. Melainkan dunia yang dinamis, kompleks, dan tak bisa ditebak.

Jangan kaget, saat yang dihadarpi bukan lagi dunia kampus dengan suasana tenang dan rute yang teratur, tetapi dunia penuh turbulensi. Bentuknya beragam. Yaitu disrupsi teknologi, kecerdasan buatan, krisis nilai, krisis identitas, dan hiperkompetisi yang merambah setiap aspek kehidupan.

Ya, kini dunia penuh dengan perubahan cepat, distraksi tak berujung, dan kecanggihan yang kadang membuat kita merasa kecil. Semua in membuat masa depan kita tak lagi bisa ditebak seperti dulu.

Kita berada dalam apa yang disebut para pakar sebagai era tanpa peta, ketika masa depan tidak dapat diprediksi dengan pola-pola masa lalu. Namun, justru di sinilah karakter menemukan tempat sejatinya: menjadi kompas dalam lautan tak pasti. Pas rasanya, bila kita katakan bahwa karakter adalah kompas di era tanpa peta. Profesor Klaus Schwab, pendiri World Economic Forum, menyebut ini sebagai The Fourth Industrial Revolution. Ditandai oleh "fusi teknologi yang mengaburkan batas antara fisik, digital, dan biologis."

Di tengah realitas seperti itu, apa yang bisa menjadi pegangan kita? Karakter. Bukan sekadar akhlak mulia, tapi kompas batin yang mampu memberi arah ketika tidak ada peta yang bisa diandalkan.

Ya, sekali lagi: karakter, sebelum pintar. Adab dulu, sebelum ilmu.

Mengapa Karakter Kini Menjadi Urgensi Global: Kebutuhan Mendesak di Zaman Ini?

Di era kini, Ai kian canggih. AI dapat menulis esai, menciptakan desain artistik, membuat kode, bahkan "berpikir" dengan algoritma, hingga mengambil keputusan dalam sistem otonom.

Namun, manusia tetap memegang satu keunggulan eksistensial, satu hal yang tetap tak tergantikan: karakter manusia. Bukan hanya tentang etika, tapi tentang keteguhan, arah, dan makna. Karakterlah yang membedakan antara orang yang cerdas dan orang yang bisa dipercaya. Antara yang sukses instan dan yang bertahan panjang.

Karakter adalah integrasi dari nilai, emosi, dan tindakan yang membentuk siapa kita sebenarnya. Riset dari Center for Curriculum Redesign (CCR) menyatakan bahwa "karakter akan menjadi pilar utama dalam pendidikan abad ke-21," bersanding dengan kompetensi dan literasi. Tanpa karakter, pengetahuan dan keterampilan dapat disalahgunakan atau kehilangan arah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline