Lihat ke Halaman Asli

Agil Septiyan Habib

TERVERIFIKASI

Planmaker; Esais; Impactfulwriter; Founder Growthmedia; Dapat Dikunjungi di agilseptiyanhabib.com

Emisi Digital Meningkat, Pembangunan EBT Perlu Dipercepat

Diperbarui: 4 Februari 2023   17:01

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pembangkit Listrik Tenaga Air Merupakan Salah Satu Alternatif EBT untuk Menekan Laju Emisi Digital | Sumber gambar : pixabay.com / russmac

Ruang digital kita menyimpan beberapa fakta menarik yang apabila dikulik berdasarkan data statistik akan menempatkan Indonesia sebagai salah satu entitas digital paling berpengaruh di dunia. Sebuah realitas yang disatu sisi memberikan peluang pemanfaatan, namun disisi lain memantik kekhawatiran akan dampaknya yang semakin merusak alam seiring emisi digital yang dihasilkan.

Dengan jumlah penduduk mencapai 275 juta jiwa yang mana 210 juta diantaranya telah menjadi pengguna internet, aktivitas digital kita termasuk yang tertinggi diantara negara-negara lain di dunia. Berdasarkan riset data.ai (State of Mobile 2023), orang Indonesia menduduki peringkat pertama sebagai pengguna internet terlama harian dengan durasi 5,7 jam per hari pada tahun 2022.

Waktu tersebut bahkan meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya yakni 5,4 jam per hari (2021), 5 jam per hari (2020), dan 3,9 jam per hari (2019). Bukan hal yang tidak mungkin pada tahun 2023 ini durasinya masih akan meningkat lagi.

Mengutip data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), 98,02% persen pengguna menjadikan internet untuk mengakses media sosial (medsos). Data We Are Social menyebutkan bahwa 197 menit atau sekitar 3,2 jam per hari dihabiskan orang Indonesia untuk mengakses medsos.

Adapun medsos yang paling sering diakses oleh orang Indonesia pada tahun 2022 lalu menurut survei Populix yaitu YouTube (94%), Instagram (93%), TikTok (63%), Facebook (59%), dan Twitter (54%).

Akan tetapi, untuk medsos yang paling lama dikunjungi berdasarkan data TensorTower diduduki oleh TikTok (95 menit per hari ), YouTube (74 menit per hari), Instagram (51 menit per hari), Facebook (49 menit per hari), Twitter (29 menit per hari), dan Snapchat (21 menit per hari).

Padahal, untuk setiap menit dan detik kunjungan kita kesana ada efek emisi digital yang dihasilkan. Salah satu situs perbandingan pasar yang berbasis di Australia, Compare The Market,  memaparkan besaran emisi karbon yang dihasilkan untuk setiap menit penggunaan dari beberapa platform medsos tersebut.

TikTok memiliki emisi digital tertinggi dengan 2.63 gram emisi karbon per menit, disusul Reddit (2.48 gram per menit), Pinterest (1. 3 gram per menit), Instagram (1.05 gram per menit), Snapchat (0.87 gram per menit), Facebook (0.79 gram per menit), LinkedIn (0.71 gram per menit), Twitter(0.60 gram per menit), Twitch (0.55 gram per menit), dan Youtube (0.46 gram per menit).

Jika saya simulasikan, penggunaan TikTok selama 95 menit per hari akan menghasilkan emisi digital sebesar 249,85 gram karbon atau setara 91,20 kg karbon per tahun. Ini baru untuk satu orang. Sedangkan dari 210 juta pengguna internet di Indonesia ada 63% atau sekitar 132 juta diantaranya mengakses TikTok.

Ini berarti 12.000 ton lebih karbon dihasilkan per tahun hanya dari penggunaan TikTok saja. Belum lagi jika kita memperhitungkan penggunaan platform medsos yang lain, transaksi e-commerce, platform hiburan, transportasi online, dan sebagainya. Emisi digital di negara kita terlihat semakin memburuk dari waktu ke waktu.

Akar Masalah Sumber Energi Listrik 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline