Lihat ke Halaman Asli

adiella salsabila

Universitas Trunojoyo Madura

Kenapa Perubahan Sosial Sangat Sulit untuk Dihindari oleh Masyarakat?

Diperbarui: 23 Juni 2025   19:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Perubahan Sosial (https://www.jagadmedia.id/2024/04/peran-media-sosial-dalam-perubahan-sosial.html) 

Perubahan sosial merupakan proses yang melekat dalam dinamika kehidupan manusia. Mencerminkan adanya perkembangan dan gerak-gerik masyarakat dari waktu ke waktu sebagai hasil interaksi antar elemen sosial. Tidak ada satu pun masyarakat yang sepenuhnya bersifat static / diam dan tertutup dari perubahan. Sejak zaman prasejarah, umat manusia telah mengalami berbagai transformasi baik dalam sistem nilai, relasi sosial, cara berpikir, ataupun dalam struktur ekonomi. Hal ini menunjukkan bahwa perubahan sosial pasti terjadi yang terus menyertai perjalanan sejarah peradaban.

Fenomena perubahan sosial tampak semakin jelas di era modern, terutama karena berbagai faktor eksternal dan internal yang saling terjalin dalam kehidupan masyarakat. Perubahan tidak hanya terjadi karena kehendak individu, tetapi juga dipengaruhi oleh kemajuan teknologi, globalisasi, perubahan demografi, serta dinamika lingkungan hidup (Soerjono Soekanto, 2010). Tidak jarang pula, perubahan sosial dipicu oleh ketimpangan dan ketidakadilan yang kemudian melahirkan gerakan sosial. Oleh karena itu, penting untuk memahami mengapa perubahan sosial merupakan hal yang tidak dapat dihindari, serta bagaimana bentuk dan dampaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pemahaman ini akan membantu masyarakat untuk tidak hanya menerima perubahan, tetapi juga mengelola hal yang diterima dengan bijak.

Dalam kajian sosiologi, (Auguste Comte, 1896) mengemukakan bahwa perkembangan masyarakat berlangsung melalui tiga tahapan utama yang dikenal sebagai tahapan teologis, tahapan metafisik, dan tahapan positif. Tahapan ini memperlihatkan perubahan cara berpikir manusia, dari yang semula sangat dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap kekuatan supernatural / mistis dari dewa-dewi (tahapan teologis), kemudian berkembang menjadi pola pikir yang didasarkan pada spekulasi abstrak dan filsafat (tahapan metafisik), hingga akhirnya mencapai tahapan pemikiran yang ilmiah dan rasional (tahapan positif), di mana manusia mulai memahami dunia dan masyarakat melalui metode empiris dan logika ilmiah. Jadi perubahan sosial menurut Auguste Comte adalah konsekuensi logis dari proses rasionalisasi pikiran manusia yang terus bergerak menuju pemahaman yang lebih objektif terhadap realitas sosial.

(Herbert Spencer, 1896) juga menjelaskan mengenai perubahan sosial yang menggunakan pendekatan evolusioner. Herbert Spencer berpendapat bahwa masyarakat seperti organisme biologis tentunya akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan dari bentuk yang sederhana & homogen menuju bentuk yang lebih kompleks & heterogen, hal itu terjadi akibat seleksi alam sosial. Spencer menekankan bahwa perubahan sosial bersifat alamiah dan tidak dapat dihentikan karena muncul dari dorongan internal masyarakat untuk beradaptasi dengan lingkungan, menyelesaikan berbagai permasalahan baru, dan mengorganisasi diri secara lebih efisien seiring meningkatnya kompleksitas kehidupan sosial.

Perubahan sosial itu sebenarnya muncul karena dorongan akal logis manusia untuk berkembang dan memperbaiki kualitas hidup. Dorongan ini menciptakan inovasi yang tidak hanya terbatas pada penemuan teknologi tetapi juga pada sistem sosial, pendidikan, dan kebijakan. Selama dorongan manusia untuk mencari kehidupan yang lebih baik terus ada, maka dari itu perubahan sosial akan terus terjadi.

Kemajuan teknologi terutama dalam bidang informasi dan komunikasi, menjadi salah satu faktor paling dominan dalam mempercepat perubahan sosial saat ini. Dengan apanya internet, media sosial, dan perangkat digital telah mengubah cara manusia berinteraksi, bekerja, dan belajar. Misalnya dalam kegiatan jual beli sekarang lebih banyak dilakukan secara daring, menggantikan pasar tradisional. Ini menunjukkan bahwa teknologi tidak hanya berdampak pada aspek ekonomi tetapi juga membentuk cara berpikir dan bertindak masyarakat secara tidak langsung (Alvin Toffler, 1980).

Selain itu, globalisasi budaya juga berperan besar dalam membentuk nilai dan identitas baru. Masyarakat tidak lagi hidup dalam ruang budaya yang tertutup, tetapi saling terhubung dengan berbagai produk budaya lintas negara. Misalnya yang terjadi pada masyarakat Indonesia, yang saat ini banyak mengadopsi budaya luar seperti musik K-pop, gaya hidup ala Barat, dan sistem pendidikan asing. Hal ini menunjukkan bahwa identitas budaya menjadi lebih gampang mengalir dan terbuka terhadap pengaruh eksternal.

Perubahan sosial bisa terjadi secara evolutif maupun revolutif. Perubahan evolutif berlangsung lambat dan bertahap tanpa menyebabkan gangguan besar dalam masyarakat, contohnya adalah peningkatan akses pendidikan bagi seorang perempuan. Sebaliknya, perubahan revolutif berlangsung cepat dan drastis. Ada pula perubahan sosial yang bersifat terencana, misalnya program pembangunan pemerintah. Namun, tidak sedikit juga adanya perubahan yang tidak terencana, seperti saat pandemi COVID-19 yang secara tiba-tiba mengubah tatanan hidup masyarakat secara global.

Meskipun perubahan sosial membawa peluang dan kemajuan dampak negatifnya juga tidak dapat diabaikan, salah satu contohnya adalah munculnya kesenjangan digital. Masyarakat yang tidak memiliki akses teknologi menjadi semakin tertinggal baik dalam pendidikan, ekonomi, ataupun partisipasi sosial. (Manuel Castells, 2000) menyebutkan bahwa masyarakat jaringan cenderung menciptakan fragmentasi sosial, yakni pemisahan antara kelompok yang terhubung dan yang terpinggirkan secara digital. Jika tidak ditangani secara serius, hal ini dapat memperdalam ketimpangan struktural.

Misalnya transformasi sosial yang terjadi di wilayah pedesaan. Dahulu, pedesaan dipandang sebagai komunitas yang tertutup dan tertinggal dalam hal teknologi. Namun saat ini, kemajuan teknologi informasi telah mengubah wajah pedesaan secara signifikan. Jaringan internet, telepon pintar, dan platform e-commerce telah masuk hingga ke desa-desa terpencil. Digitalisasi ini tidak hanya memperluas peluang ekonomi, tetapi juga mengubah pola hubungan sosial yang semula berbasis pada hubungan tatap muka menjadi komunikasi virtual. Di sisi lain, transformasi ini juga menimbulkan tantangan seperti hilangnya interaksi langsung dalam komunitas dan berkurangnya semangat gotong royong yang sebelumnya menjadi ciri khas masyarakat pedesaan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline