Lihat ke Halaman Asli

Abanggeutanyo

TERVERIFIKASI

“Besar, ternyata ada yang lebih besar, sangat besar, terbesar, super besar, mega besar dan maha besar.”

Terhadang Pandemi Covid-19, Semangat Inovator Asap Cair Tempurung Kemiri Ini Menginspirasi Kita

Diperbarui: 28 Agustus 2020   17:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: dok. pribadi

Asap cair atau "Liquid Smoke" atau "Wood Vinegar" tidak asing lagi tentunya bagi kita karena sudah dikenal sejak lama. Tetapi sekadar mengulangi, asap cair adalah hasil pengembunan uap dari pembakaran bahan-bahan yang mengandung lignin, hemiselulosa dan senyawa karbon lainnya.

Melalui proses pirolisa dan destilasi berkali-kali menghasilkan aneka produk asap cair seperti antiseptik, aroma, perasa dan pengawet dan limbahnya bisa menjadi arang aktif.

Jika diturunkan lebih spesifik lagi (misal) dari produk anti septik bisa menghasilkan salep, cairan anti gatal dan sebagainya. Begitu juga untuk aroma (pewangi), perasa dan pengawet bisa mengahasilkan aneka produk turunan tentunya melalui proses lebih lanjut.

Asap cair itu TIDAK saja untuk kebutuhan bidang Industri Pangan atau Farmasi tapi juga bermanfaat untuk industri Kayu, Peternakan dan Perkebunan bisa mendapatkan manfaat asap cair.

Kayu yang diolesi asap cair mampu bertahan lebih kuat dari serangan rayap. Sementara untuk furnishing meubel campuran asap cair dapat menghadirkan ketahanan warna kuning keemasan lebih awet.

Sementara itu di bidang perkebunan asap cair berfungsi sebagai anti bakteri dan anti oksidan dan anti jamur.

Tentu saja yang mengatakan itu bukan penulis. Hasil penelitian dilakukan sejumlah ahli di seluruh dunia memberi informasi manfaat asap cair sebagaimana disebutkan pada contoh-contoh di atas.

Salah satu peneliti dan penemu (Inovator) asap cair dari limbah tempurung kemiri adalah ibu Sulhatun ST MT. Beliau adalah salah satu dosen pengajar di Universtitas Malikussaleh Lhokseumawe yang kini sedang mengikuti sidang terbuka Doktoral di Fakultas Teknik Proram studi teknik Kimia di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan.

Penelitian itu tidak terjadi singkat begitu saja tetapi perlu beberapa tahun lamanya. 

Awalnya pada 2012 ia sedang mencari tema untuk disertasi S3-nya. Ketika ia turun ke pedalaman Aceh Utara dan Birueun dia melihat tempurung kemiri "berserakan" dimana-mana. dari situ timbul idenya menciptakan asap cair dari tempurung kemiri. Ketika itulah ide pertama menghasilkan asap cair dari limbah tempurung kemiri tersebut muncul.

Sebelumnya sudah ada penemu asap cair lainnya tetapi dari limbah tempurung KELAPA yaitu alm. Profesor Darmadji.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline