Perkembangan teknologi dan komunikasi telah memberikan dampak yang signifikan terhadap aktivitas ekonomi, khususnya di pasar modal Indonesia. Akses informasi yang mudah telah mendorong pertumbuhan investor muda, terutama Generasi Z, dalam beberapa tahun terakhir. Berdasarkan data dari PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI), terdapat peningkatan jumlah investor yang signifikan dalam lima tahun terakhir, yaitu dari 7,5 juta pada tahun 2021 menjadi 15,1 juta pada Januari 2025. Investor ritel mendominasi sebesar 99,7 % dari total investor. Hal ini menunjukkan bahwa dukungan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan kerja sama dengan Organisasi Pengawas Mandiri (SRO) dalam mengembangkan program edukasi pasar modal yang inovatif telah berperan penting dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat. Menurut Iman Rachman, Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, pasar modal memegang peranan penting dalam upaya mencapai pertumbuhan ekonomi di Indonesia (Tempo, 2025).
Investor di Indonesia cenderung memprioritaskan pasar domestik dalam strategi investasinya, namun diversifikasi investasi global dapat meningkatkan potensi pengembalian. Beberapa platform trading online telah memanfaatkan kebutuhan ini dengan menyediakan akses ke pasar global, seperti Pintu, Ajaib, Finex, Stockbit, dan Binance.
Dalam konteks investasi, investor dihadapkan pada dinamika pasar yang fluktuatif, sehingga pengambilan keputusan yang tepat dan akurat sangat diperlukan. Namun, investor seringkali dipengaruhi oleh bias perilaku dalam pengambilan keputusan investasi, seperti mencari informasi tanpa menganalisis keasliannya, mengikuti kata orang lain tanpa memahami alasan keputusan tersebut, serta rasa khawatir atas kerugian yang diinvestasikan.
Menurut Beby Ayu Wardhani (2025), pendekatan edukatif yang sesuai dengan kondisi psikologis investor sangat diperlukan untuk mengatasi bias perilaku tersebut. Selain itu, penelitian Sumartini (2025) juga menunjukkan bahwa faktor psikologi seperti mental accounting, regret aversion, dan herding behavior memiliki pengaruh signifikan terhadap keputusan investasi, dengan kontribusi sebesar 61%. Oleh karena itu, investor perlu memahami pentingnya kondisi psikologi yang baik dalam pengambilan keputusan investasi, terutama dalam mengelola kekuatan mental dan menghindari bias perilaku yang dapat mempengaruhi keputusan investasi.
"Mindset dan psikologi memainkan peran penting dalam kesuksesan trading. Trader perlu memahami dan menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti FOMO, balas dendam, analisis paralisis, overconfidence, dan tidak siap menerima loss. Selain itu, trader juga perlu menerapkan prinsip-prinsip penting seperti manajemen risiko, jurnal trading, disiplin eksekusi, dan menerima loss sebagai bagian dari bisnis trading. Dengan demikian, trader dapat meningkatkan peluang sukses dan mencapai konsistensi dalam trading. " [Fadli " 5 Kesalahan Trader yang Terus Bikin Loss", Youtube, 2025.] (https://youtu.be/r4fyI2FW21A?si=MHEGgu8S_BOQ6S-v)
Dalam berinvestasi, kita memiliki strategi yang tepat sangatlah penting, tetapi kesiapan mental dan disiplin dalam pengambilan keputusan juga sangat krusial. Banyak trader yang memahami strategi dengan baik, namun ketika dihadapkan pada situasi real trading, perasaan seperti ketakutan, keserakahan, atau kepanikan sering kali mempengaruhi keputusan mereka. Hal ini terjadi karena faktor psikologis seperti manajemen emosi, ketahanan terhadap risiko, dan disiplin pribadi belum dikuasai sepenuhnya.
Kunci Sukses Investasi Trading
1.Kita harus memiliki kesiapan mental dan disiplin dalam pengambilan keputusan untuk mencapai kesuksesan
2.Kita harus menguasai manajemen emosi untuk menghindari kesalahan-kesalahan umum seperti FOMO, balas dendam, analisis paralisis, overconfidence, dan kesiapan menerima loss.
3.Mempunyai prinsip-prinsip penting seperti manajemen risiko, jurnal trading, disiplin eksekusi, dan menerima loss sebagai bagian dari bisnis trading.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI