Lihat ke Halaman Asli

Edi Abdullah

TERVERIFIKASI

Bekerja Sebagai Widyaiswara Pada Lembaga Administrasi Negara RI

Urgensi Matra Cyber TNI

Diperbarui: 28 Mei 2025   13:26

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto; Edi abdullah/Creating by AI

Jika saat in kita berbicara kekuatan militer maka data dari Global Firepower (GFP) tahun 2025 bisa Menjadi acuan, dimana berdasarkan data GFP, kekuatan militer Indonesia menempati peringkat ke-13 dari 145 negara dalam hal kekuatan militer. Adapun Skor PowerIndex Indonesia adalah 0,2557, Peringkat ini menunjukkan bahwa Indonesia termasuk dalam 15 besar kekuatan militer dunia, mengungguli negara seperti Israel dan Jerman yang berada di peringkat 17 dan 19.

Faktor utama yang mendukung posisi ini adalah jumlah personel militer Indonesia yang mencapai sekitar 1 juta, dengan 400 ribu di antaranya merupakan tentara aktif. Selain itu, anggaran belanja militer Indonesia mencapai USD 25 miliar, namun tentunya meskipun negara kita sudah terbaik saat ini, namun peperangan saat ini sudah mulai beranjak menuju perang modern Hybrida yang menggunakan kekuatan prajurit tentara dengan kecanggihan teknologi alat perang seperti drone.

Berkaca pada Perang Rusia VS Ukraina kini terus berlanjut, namun tanda perdamaian belum juga disepakati kedua belah pihak untuk melakukan gencatan senjata dmei menciptakan perdamaian dunia, demikan Pula ditimur Tengah meksipun gencatan senjata disepakati Israel dan Hamas namun potensi para pihak untuk menarik diri dari gencatan senjata tersebut terbuka lebar.

Dari konflik senjata Rusia dan Ukraina serta israel dan Hamas telah menunjukkan kepada dunia bagaimana model peperangan kedepannya, yang lebih canggih dan modern bersamaan dengan pesatrnya perkembangan AI, bahkan militer china saat ini sudha melakukan latihan perang dengan menggunakan drone.

Perang modern penggunaan drone telah mengubah secara signifikan cara peperangan dilakukan di berbagai belahan dunia. Drone atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle) akan menjadi senjata paling mematikan dalam perang modern kedepannya yang disebut sebagai Perang tanpa Awak (Unamanned warfare), Dimana Dorne akan menggantikan posisi manusia dalam peperangan baik diangkatan laut,udara dan darat.

Bahkan Negara Chine saat ini sudah mulai mengganti smeua alutistanya dengan drone yang mereka buat termasuk mulai dari Drone uadara, darat bahkan sampai kepada Drone bawah air yang mampu menghancurkan kapal selam, dan kapal Induk.

Keunggulan peperangan dengan mengguakan dorine tentunya sangat unggul baik dalam pengintaian,termasuk kemampuan melakukan serangan presisi didaerah pertahanan lawa, selain itu perang dengan Drone akan mampu mengurangi korban jiwa terhadap prajurit, kini tentunya pemerintah Indonesia sudah saatnya Bersiap untuk memperkuat pertahanan dan ketahanan NKRI melalui Pembangunan sistem persenjataan berbasis Drone dan juga sistem pertahanan yang kuat berbasi AI seperti halnya Iron Dome yang dimiliki oleh Israel.

Amandemen Konstitusi 

Karena itu Pembangunan sistem persenjataan Drone tidak terlepas dari pembentukan Matra khusus yang memiliki fungsi sebagai pengendali drone dan pertahanan berbasi AI (artificial Inteligent) karena itu sudah sangat tepat kedepannya Pemerintah Indonesia Melalui Presiden dan DPR segera menyepakati Pembentukan Matra TNI yang keempat yakni Matra Cyber

Kehadiran matra Keempat yakni Matra Cyber tantunya akan memiliki Implikasi secara konstitusi karena itu untuk menguatkan matra Cyber maka setidaknya UUD NRI Tahun 1945 Harus diamandemen pada Bab XII Pasal 30 ayat 3, dalam pasal tersebut dijelaskan bahwa Tentara Nasional Indonesia Terdiri dari atas Angkatan Darat, Angkatan Laut danAngkatan Udara sebagai alat negara bertugas mempertahankan, melindungi, dan memelihara keutuhan dan kedaulatan negara.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline