Generasi muda TNI mulai resah dengan keinginan Polri minta di latih menjadi Raider, karena sudah tidak sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi Polri lagi.
Kapolri Jenderal Pol Drs Badrodin Haiti, pada 15 Juli, berkirim surat Kepada Panglima TNI. Surat bernomor: B/3383/VII/2015 yang ditandatangani Kapolri itu, memohon kepada Panglima TNI untuk mengikutsertakan Korps Brimob Polri dalam Diklat Raider di Pusdiklat Kopassus TNI AD di Bandung.
Hal itu berdasarkan hasil koordinasi Wakil Komandan Korps Brimob Polri dengan Danjen Kopassus pada 8 Juli 2015, di Mako Kopassus, Cijantung, Jakarta-Timur. Dimana direncanakan mengikutsertakan personel Korps Brimob Polri pada Diklat Raider di Pusdiklat Kopassus di Batujajar, Bandung, Jawa-Barat, untuk Tahun Anggaran 2016.
Seperti dilancir merdeka.com, alasan Kapolri, karena, gangguan keamanan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata di beberapa daerah terus meningkat. Selain mengganggu warga sipil, mereka juga kerap menyerang aparat hingga menimbulkan korban jiwa.
Kapolri Jenderal Badrodin Haiti menyadari kemampuan anggota Polri untuk menumpas gerakan bersenjata kerap kali terkendala medan berat. Guna meningkatkan kemampuan tempur anak buahnya, Badrodin mengajukan permintaan kepada Panglima TNI agar melatih Brimob Polri.
Kepala Dinas Penerangan TNI AD, Brigjen TNI Wuryanto, belum bisa memastikan apakah surat bernomor B/3383/VII/2015 yang ditandatangani Kapolri pada 15 Juli lalu itu diterima atau tidak. Termasuk bentuk pelatihan yang diberikan kepada anggota Brimob Polri.
Kepada merdeka.com, Kepala Pusat Penerangan Mabes TNI, Mayor Jenderal Fuad Basya, mengatakan, niat Kapolri untuk latihan Raider adalah untuk meningkatkan kemampuan anak buahnya dalam menjalani pertempuran di hutan.
Lalu, bagaimana komentar generasi muda TNI? Para perwira menengah TNI yang tak mau menyebutkan namanya, mengatakan, dengan permintaan tersebut akan menimbulkan persepsi di mata masyarakat bahwa Polri akan kembali menjadi militeristik dan hal ini sudah ngawur.
Sebab, brimob mau dibawa kemana? Masing-masing sudah mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi), dimana TNI sebagai penjaga keamanan dan Polri sebagai penegak hukum. Satuan TNI AD saja, kata mereka, tidak seluruhnya memiliki kualifikasi Raider. Lantas, apa jadinya, kalau Brimob Polri punya kualifikasi Raider.
“Makin besar saja kepalanya (Brimob Polri).Kalau begitu, kembalikan saja Polri ke TNI (ABRI) dimana semuanya dalam naungan TNI,Dan kalau Brimob, tetap di latih jadi Raider, ini sama saja ngawur,” ujar mereka.
Menurut mereka, TNI yang Raider saja, tidak latihan di Pusdik Kopassus, namun ini Polri malah latihan disana. Kalau saja, disebarkan angket, maka hampir seluruh prajurit TNI tidak akan setuju. Karena Raider adalah kebanggan TNI.
Nah, kalau Brimob Polri memiliki kualifikasi yang sama dengan Polri, terus apalagi yang kualifikasi dan kebanggaan yang bisa dibanggakan TNI?
Dengan Brimob akan dilatih menjadi Raider, sudah membuat keresahan tersendiri bagi generasi muda TNI. Sebab Polri sudah tidak sesuai lagi dengan Tupoksinya dan akan masuk kemana-mana.
“Sebentar-bentar mau jadi Raider, sebentar lagi mau di latih Komando, ini sudah kebablasan. Dulu Densus 88 Polri dilatih Kopassus, sekarang minta di latih lagi, lalu TNI tugasnya apa, kalau diambil Polri semua,” ujar seorang perwira menengah TNI itu.
[caption caption="surat kapolri"][/caption][caption caption="Surat Kapolri"]
[/caption]
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI