Pagi ini, Guru Bahasa Indonesia masuk kelas. Setelah kami mengucap salam, lalu absen, sang Guru memulai pembelajaran.
Guru mengajari teks cerita sejarah, setelah berteori panjang lebar, dia menyebut nama Pramoedya. Guru meneguk segelas air, lalu menganalisis ''Bumi Manusia''. Guru membicarakan karya Pram, menganalisis kata hubung, konjungsi, kata dipisah dihubung, pemakaian huruf kapital, struktur kalimat dari Tetralogi Buru. Hanya itu.
Tiba tiba, pintu kelas didobrak, suasana mencekam. Ternyata Pram datang. Raut wajahnya sudah sangat marah. Semua murid disuruh keluar, sambil membentak, ia menutup pintu kelas.
Dari luar, terdengar makian dan umpatan untuk Guru. Pram membuat Guru menangis sejadi jadinya, sampai keringat menjadi air mata.
"Aku berpuluh puluh tahun disiksa, dihabisi, dipenjara. Lalu semua mahakarya yang kubuat dengan berdarah darah, hanya kau kaji kata hubung dan konjungsinya saja? Makna dan jiwanya kau buang. Bangsat!"
Tercium aroma kertas dibakar. Jadi api besar, membakar separuh gedung kelas. Murid murid pulang
-Amos
#fiksimini.