Mohon tunggu...
Amos Ursia
Amos Ursia Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pramoedya

4 September 2018   09:33 Diperbarui: 4 September 2018   10:10 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Pagi ini, Guru Bahasa Indonesia masuk kelas. Setelah kami mengucap salam, lalu absen, sang Guru memulai pembelajaran.

Guru mengajari teks cerita sejarah, setelah berteori panjang lebar, dia menyebut nama Pramoedya. Guru meneguk segelas air, lalu menganalisis ''Bumi Manusia''. Guru membicarakan karya Pram, menganalisis kata hubung, konjungsi, kata dipisah dihubung, pemakaian huruf kapital, struktur kalimat dari Tetralogi Buru. Hanya itu.

Tiba tiba, pintu kelas didobrak, suasana mencekam. Ternyata Pram datang. Raut wajahnya sudah sangat marah. Semua murid disuruh keluar, sambil membentak, ia menutup pintu kelas.

Dari luar, terdengar makian dan umpatan untuk Guru. Pram membuat Guru menangis sejadi jadinya, sampai keringat menjadi air mata.

"Aku berpuluh puluh tahun disiksa, dihabisi, dipenjara. Lalu semua mahakarya yang kubuat dengan berdarah darah, hanya kau kaji kata hubung dan konjungsinya saja? Makna dan jiwanya kau buang. Bangsat!"

Tercium aroma kertas dibakar. Jadi api besar, membakar separuh gedung kelas. Murid murid pulang

-Amos

#fiksimini.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun