Saya berkesempatan mengikuti kegiatan Training of Trainer yang diselenggarakan oleh BBGTK Sulsel di Hotel Dalton mulai tanggal 6 hingga 12 Juli 2025. Kegiatan ini dirancang untuk membekali para peserta dengan pengetahuan dan keterampilan penting dalam mendukung implementasi pembelajaran yang mendalam (deep learning) di sekolah. Setelah mengikuti tes awal, sesi pertama langsung dilanjutkan dengan sosialisasi penggunaan Learning Management System (LMS) sebagai sarana pendukung dalam proses pembelajaran dan pengimbasan nantinya. Sosialisasi ini membuka wawasan saya tentang pentingnya pemanfaatan teknologi untuk memperkuat pengalaman belajar murid secara terstruktur dan terdokumentasi.
Setelah sesi LMS, materi pertama yang saya ikuti mengangkat topik yang sangat mendasar dan relevan bagi dunia pendidikan saat ini, yaitu "Pola Pikir Bertumbuh" atau Growth Mindset. Materi ini menjadi pembuka yang sangat menggugah kesadaran karena menekankan bahwa pola pikir seseorang ternyata sangat memengaruhi tindakan dan hasil yang dicapai. Dalam konteks pendidikan, growth mindset dipetakan ke dalam empat pemahaman utama, yaitu: konsep dasar pola pikir bertumbuh, ciri-cirinya, strategi intervensi, dan peranannya dalam pembelajaran mendalam.
Pada bagian konsep, dijelaskan bahwa growth mindset jauh lebih penting daripada sekadar keterampilan atau alat bantu. Seorang pendidik perlu menyadari bahwa keyakinan terhadap kemampuan untuk terus belajar dan berkembang akan menentukan sejauh mana ia mampu menghadirkan pembelajaran yang bermakna. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru untuk beralih dari pola pikir tetap (fixed mindset) ke pola pikir bertumbuh. Pola pikir tetap cenderung membuat seseorang menyerah ketika menghadapi kesulitan, sementara pola pikir bertumbuh justru melihat tantangan sebagai peluang untuk tumbuh dan memperbaiki diri.
Ciri-ciri utama dari seseorang yang memiliki pola pikir bertumbuh antara lain adalah keyakinan bahwa kecerdasan dan keterampilan dapat dikembangkan melalui latihan dan pengalaman. Ketika dihadapkan pada kegagalan, individu dengan pola pikir ini tidak mudah menyerah, melainkan terus belajar dari kesalahan. Mereka fokus pada proses dan usaha, bukan pada bakat bawaan. Sikap optimis, pantang menyerah, serta kemampuan untuk melihat kesulitan sebagai kesempatan belajar menjadi ciri khas yang sangat diperlukan dalam dunia pendidikan yang dinamis.
Selanjutnya, dalam bagian intervensi dan strategi, dijelaskan bahwa guru memiliki peran penting dalam menumbuhkan pola pikir bertumbuh pada murid. Salah satu caranya adalah dengan memberikan umpan balik yang menekankan pada proses, bukan pujian pribadi semata. Penerapan strategi Task, Authority, Recognition, Grouping, dan Evaluation (disingkat TARGET) menjadi salah satu pendekatan yang dapat dilakukan. Strategi ini menekankan pentingnya memberi murid tantangan yang bermakna, memberi mereka otonomi dalam belajar, memberikan pengakuan yang tepat, mengatur kerja kelompok secara strategis, dan melakukan evaluasi yang mendorong perbaikan berkelanjutan.
Pada bagian keempat, pola pikir bertumbuh ini memiliki peran penting dalam mendukung pembelajaran mendalam. Dengan menumbuhkan growth mindset, guru dapat membantu murid keluar dari zona nyaman dan mempersiapkan mereka menjadi pembelajar sejati yang siap menghadapi tantangan zaman. Lebih dari itu, pola pikir ini juga mendukung tercapainya dimensi Profil Pelajar Pancasila, yang meliputi nilai-nilai beriman dan bertakwa, kewargaan, kolaborasi, bernalar kritis, kreativitas, kemandirian, kesehatan, dan komunikatif.
Melalui pemahaman ini, saya menyadari bahwa keberhasilan dalam pendidikan bukan hanya soal materi ajar atau media pembelajaran, tetapi lebih pada bagaimana pola pikir guru dan murid diarahkan untuk terus bertumbuh dan berkembang.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI