Mengecek kesehatan peserta didik akan menjadi hal yang rutin dilakukan. Satuan pengamanan atau guru piket menjemput peserta didik dengan pengecek suhu tubuh di tangan.
Sesuai dengan petunjuk kementerian pendidikan, peserta didik dengan suhu tubuh di atas 38 derajat censius tidak diperbolehkan masuk ke area sekolah.
Boleh jadi, guru piket tidak lagi fokus mengecek atribut peserta didik. Mereka akan lebih bertindak seolah tenaga medis yang memvonis pasien di gerbang sekolah. Layak masuk area atau tidak. Â Betut-betul kenormalan baru.
Bayangan kedua
Praktik menjaga kebersihan semakin ditingkatkan. Kembali merujuk arahan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Â satuan pendidikan diwajibkan membersihkan lingkungan sekolah (ruang kelas, meja, kursi, dll) minimal dua kali dalam sehari atau selama proses belajar mengajar berlangsung di sekolah.
Jika biasanya peserta didik yang dibagi dalam piket kelas hanya sibuk di jam pertama, atau sebelum pembelajaran dimulai, kali ini mereka akan lebih sibuk dalam waktu lebih lama. Mereka senantiasa mengecek kebersihan, mengimbau teman-temannya untuk menjaga kebersihan kelas dan lingkungan sekolah  hingga mengecek ketersediaan alat cuci dan penyanitasi tangan. Peserta didik akan lebih sering mencuci tangan. Mereka pun tidak akan sembarangan memegang benda di sekitarnya.
Bayangan ketiga
Mengatur pola makan dan menjaga kualitas makanan akan menjadi hal yang menjadi perhatian. Semoga kita tidak temukan lagi peserta didik yang lemas di awal pembelajaran gegara belum menyarap. Dalam kenormalan baru, mereka akan terbiasa memulai aktivitas dengan sarapan.
Selain itu, kualitas makanan akan menjadi perhitungan. Bisa saja, indomie siram di sekolah kurang laku. Akan lebih banyak kita temukan peserta didik membawa bekal dari rumah atau memesannya ke penyedia makanan cepat saji.
Bayangan keempat
Menjaga jarak menjadi praktik yang sulit dilakukan. Membayangkannya serasa ngeri. Peserta didik TK dan SD sangat aktif bermain.