Mohon tunggu...
Suparmin
Suparmin Mohon Tunggu... Guru - Seorang Pendidik Tingkat SMA di Kabupaten Gowa, Sulsel

Tebarkanlah kebaikan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Literasi Digital dan Pelarangan Membawa HP ke Sekolah

22 Agustus 2019   10:54 Diperbarui: 22 Agustus 2019   13:22 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kenyataan di Sekolah

Sudah lama dideklarasikan bahwa pendidik bukanlah satu-satunya sumber belajar. Peserta didik bebas mengakses informasi yang berkaitan dengan mata pelajaran lalu mendiskusikan dan mengaitkan dengan apa yang dipahami dan apa yang dijelaskan oleh pendidik. 

Pendidik tidak lagi bertindak sebagai subjek dan menjadikan peserta didik sebagai objek. Seorang pendidik diharapkan menjadi motivator yang membimbing peserta didik untuk menemukan pengetahuan baru yang dibutuhkannya. 

Akan tetapi, apakah dengan melarang peserta didik membawa HP ke sekolah, hal tersebut akan tercapai. Pun jika membolehkan peserta didik membawa HP ke sekolah, sebesar apa pengaruhnya untuk keberhasilan cita-cita tersebut? Layak untuk diteliti.

Sisi positif dan negatif membawa HP ke sekolah

Ada beberapa sisi positif membawa HP ke sekolah menurut pribadi penulis, yakni:

  • Akses informasi lebih cepat. Menurut saya, dengan hadirnya HP di sekolah, pendidik tidak perlu kelelahan untuk menjelaskan suatu hal kepada peserta didik. Apalagi jika hal yang dijelaskan tersebut hanya berada pada tataran konsep. Sekali ketik sudah ketemu ratusan referensi.

    Bahkan ngomong saja pun sudah muncul pilihan jawaban yang beraneka ragam. Jika hal ini terjadi, pendidik lebih leluasa untuk menjadi seorang motivator, kolaborator, dan inspirator. Pendidik lebih banyak memberikan semangat dan sentuhan terhadap peserta didik. Pendidik juga dapat memanfaatkan berbagai media online untuk melakukan kuis dan ujian terhadap peserta didik.


  • Mengajarkan literasi digital kepada peserta didik. Sekolah dan pendidik tidak boleh berlepas diri dari mengajarkan nilai-nilai
    kepada peserta didik. Tidak ada gunanya sekolah melarang peserta didik membawa HP dengan alasan mereka bermain game atau membuka konten-konten yang terlarang.

    Mestinya, sekolah hadir memberikan pengetahuan kepada mereka bagaimana menjadi pengguna HP yang bijak. Percuma seorang peserta didik memiliki nilai akademik yang baik, tetapi tidak paham etika menggunakan HP dengan bijak.


  • Wawasan lebih luas dan terbuka. Jika HP dilarang masuk ke area sekolah, peserta didik hanya mendapatkan sumber belajar dari pendidik dan buku teks. Dengan membawa HP yang dapat mnegakses internet, peserta didik mampu menemukan, membaca, bahkan memilah informasi yang dibutuhkan dan berkaitan dengan materi yang sedang dibahas di sekolah.

Selain sisi positif tersebut, dengan melihat kenyataan, ada beberapa sisi negatif jika HP diperbolehkan dibawa ke sekolah. Tiga diantaranya, yakni:

  • Kehidupan individual. Peserta didik yang membawa HP ke sekolah akan sibuk dengan dirinya sendiri. Pandangan dan perhatiannya selalu tertuju pada HP yang digenggaman. Mereka sibuk berkomunikasi dengan orang yang jauh, sementara mengabaikan teman-teman yang ada di sekitarnya. Bahkan, tak jarang kejadian perkelahian sepulang sekolah diakibatkan komunikasi melalui HP dari dalam sekolah.

  • Mengurangi/mengganggu konsentrasi belajar. Sebagian peserta didik yang membawa HP ke sekolah akan terpikirkan terus dengan informasi-informasi yang masuk ke HP-nya. Mereka lebih menunggu waktu dan kesempatan untuk membuka HP dibandingkan konsentrasi dalam mengikuti pelajaran.

    Bahkan ada peserta didik yang ketika pendidik menjelaskan di depan kelas, mereka asyik dengan HP  masing-masing. Bukan asyik membuka materi, tetapi asyik membaca dan membalas chat yang masuk serta mendengarkan musik.

    Bahkan, lebih parahnya lagi, ada yang asyik bermain game online.

  • Menyebabkan pencurian. Banyak kasus, di beberapa sekolah, peserta didik mengalami kehilangan HP di kelas. Terkadang HP tersebut hilang ketika dicas, disimpan di atas meja, bahkan ada yang hilang dari dalam tas dan di sadel motor.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun