Mohon tunggu...
Amirullah Bandu
Amirullah Bandu Mohon Tunggu... Penulis - Sastrawan Sulawesi Barat

Sedang aktif mengamati perkembangan politik nasional dan regional

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Hidangan Ibadah setelah Sahur

13 Maret 2024   15:07 Diperbarui: 13 Maret 2024   15:12 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: majalahnabawi.com

Di balik kesederhanaan tersimpan kekayaan,

Rasa syukur memenuhi jiwa,

Di setiap detik Ramadan yang penuh berkah.

Aktivitas setelah sahur menjadi momen berharga yang dapat aku manfaatkan untuk meningkatkan produktivitas dan mendekatkan diri kepada Allah. Setelah membersihkan sisa sahur, aku melanjutkan dengan ektivitas yang sudah direncanakan sebelumnya. Hal tersebut seperti yang kudengar dari ceramah Ramadhan semalam dari Kiayi Wahyun Mawardi (seorang tokoh agama di Sulawesi Barat), yang menitipkan bahwa perlunya kurikulum yang jelas dalam bulan suci Ramadhan ini.

Tetap berupaya menunaikan beberapa rakaat di atas sajadah meskipun mata ingin melanjutkan kenyamanannya dalam buaian mimpi. Itulah tantangan terbesar pasca sahur, adalah kantuk. Di luar sana, banyak yang lebih memilih mengambil bantal setelah makan sahur dan banyak pula yang sekadar waktunya habis di depan televisi atau handpone. Padahal, Allah menjanjikan bahwa 2 rakaat sebelum subuh jauh lebih baik dibandingkan dunia dan isinya. sebaik-baik waktu untuk memohon ampunan itu adalah waktu sebelum sholat subuh. Begitu banyak hidangan ibadah setelah sahur.

Semangat itulah, yang terus harus ditanamkan ke dalam hati kita, agar senantiasa mendapat motivasi lebih untuk terus beribadah di waktu-waktu istimewa. Kusandarkan seluruh doa dan harapanku kepada langit, semoga segala dosa yang pernah lalu dapat diampuni dan diberikan keberkehan dalam kehidupan yang fana ini.

Ketika sudah hampir waktu salat subuh, aku bersiap-siap untuk menunaikannya dengan mengenderai motor tuaku yang merupakan pemberian ayah sewaktu dulu masih di bangku kuliah, tepatnya di tahun 2010. Motor itu menjadi saksi perjuanganku selama ini, dan tak tega rasanya untuk mengganti dengan kendaraan lain, sepanjang masih bisa digunakan.

Di pinggir jalan, kesaksikan keindahan langit yang masih bertaburkan kalam-kalam Allah lewat alamnya. Tak pernah luntur rasa syukur setelah semua pemeberiannya selama ini.

Di bawah kaki langit yang beridzikir iman, 

ketika mata sudah terbuka, 

Hati pun mulai merasakan keajaiban, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun