Mohon tunggu...
AMIR EL HUDA
AMIR EL HUDA Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Laki-laki biasa (saja)

Media: 1. Email: bangamir685@gmail.com 2. Fb: Amir El Huda 3. Youtube: s https://www.youtube.com/channel/UCOtz3_2NuSgtcfAMuyyWmuA 4. Ig: @amirelhuda

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cara Unik Santri Gontor Membela Sang Kyai

9 Juni 2017   16:57 Diperbarui: 12 Juni 2017   22:44 5280
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam ceramahnya pada acara reuni "abu sittin" di Malang pada tanggal 3-4 Mei 2017, Kyai Hasan menyampaikan kegelisahan beliau atas kondisi umat Islam saat ini. Dalam pernyataannya beliau mengungkapkan bahwa umat Islam yang hatinya tidak terpetik dan tidak tersentak (marah) melihat kondisi seperti sekarang ini, maka perlu disunat lagi (dikhitan). Begitu pula mereka yang tidak marah ketika melihat Al-Quran diganggu maka perlu untuk membaca dua kalimat syahadat lagi.

Sukardiman Sungkono (SS) selaku Koordinator Loyalis Jokowi menyatakan akan melaporkan Kyai Hasan Abdullah Sahal kepada aparat kepolisian atas isi ceramah beliau tersebut. Dilansir dari situs online 'suaranasional' pada tanggal 2 Juni 2017, dia menilai bahwa ceramah yang disampaikan oleh salah satu pempinan dan pengasuh Pondok Modern Darussalam Gontor tersebut sebagai sebuah ceramah yang 'PROVOKATIF'.

Menanggapi pernyataan dari SS tersebut para santri Gontor pasang badan untuk membela Sang Kyai. Sambil menanti ancaman SS yang sampai saat ini belum terbukti, para santri yang masih di pondok (mengabdi) ataupun yang sudah alumni meramaikan media sosial dengan hal-hal khas gontor yang masih sangat melekat dalam hati. Aksi bela kyai ini ternyata merangsang mereka untuk bernostalgia dan mengenang kenangan lama, berbagi cerita tentang pengalaman dulu kala, berbahasa khas gontor yang hanya dimengerti santri dan alumninya, saling 'tag', saling colek, serta saling menandai para sahabat yang sama-sama pernah menjadi santri. Seperti apa bentuknya?

1. Status Nomor Stambuk Gontor

'Nomor Stambuk' bagi santri gontor adalah nomor sakral yang dimiliki oleh masing-masing santri. Setiap orang yang diterima secara resmi menjadi santri pasti memiliki identitas berupa nomor stambuk ini. Melalui nomor stambuk dapatlah diketehui tahun berapa seseorang masuk ke Gontor, serta santri keberapakah dia di Pondok Modern Darussalam Gontor. Satu nomor stambuk hanya dimiliki oleh satu orang santri. Itu artinya nomor stambuk gontor adalah nomor dan angka rahasia yang hanya dimiliki oleh satu orang di dunia.

2. Upload kelas

Seperti umumnya sekolah, santri gontor juga belajar dalam kelas-kelas yang terbilang istimewa. Meja dan bangku kelas yang biasa dipakai untuk belajar, sesekali waktu berubah menjadi ranjang tidur dan kasur pelepas penat. Bangku kelas berukuran panjang yang biasa diduduki oleh 3-4 orang merupakan ranjang istimewa saat lonceng istirahat berkumandang. Demikian halnya meja keras serasa bantal empuk untuk meletakkan kepala dan memejamkan mata.

Kelas merupakan tempat sejarah memahatkan kenangan: belajar bersama, menghafal dengan teriakan-teriakan lantang maupun lembut berayun, saksi marahnya ustadz/ustadzah kepada santri yang malas belajar namun tetap berbalutkan kasih sayang, push-up ataupun 'scout jump' sebagai hukuman bagi mata yang terpejam tidak pada waktunya.

Kelas-kelas di Gontor dimulai dari abjat 'B', kemudian diikuti oleh huruf setelahnya. Untuk masuk kelas B harus memenuhi standar nilai tertentu di atas rata-rata nilai. Filosofi huruf 'B' dijadikan kelas tertinggi adalah supaya para santri tidak menjadi sombong dan selalu ingat bahwa di atas huruf B masih ada huruf A, di atas langit masih ada langit, di atas orang sepandai apapun masih ada yang lebih pandai darinya, manusia tidak sempurna dan  kesempurnaan hanya milik Allah saja.

3. Upload Nama Maskan dan 'nimroh  hujroh'

Sekitar 70% kehidupan santri Gontor adalah di maskan (asrama). Prosentase ini tidaklah didapat dari sebuah penlitian dan kajian resmi. Namun sekedarnya saja dengan melihat fenomena sehari-hari para santri. Kita perhatikan sejenak: santri  judud (santri baru) yang terdiri dari kelas 1, kelas 1 intensif, dan santri 'mubasyaroh' semacam kelas akselerasi  tidak boleh mengikuti organisasi apapun. Fokus mereka adalah berkegiatan di asrama untuk penggemblengan moral, akhlaq, kedisiplinan, penyesuaian diri dengan alam pendidikan Gontor, dan juga penggemblengan bahasa resmi yang dipakai di gontor (bahasa Arab dan Bahasa Inggris).

Kemudian ketika menjadi santri qudama' (santri lama) barulah mereka dianjurkan untuk mengikuti berkegiatan dan berorganisasi untuk meningkatkan tembok (kwalitas diri) setelah kokohnya  fondasi (moral dan akhlak serta sifat dan sikat gontori). Meki demikian, santri lama harus tetap tidur di hujroh (kamar) maskan, berkegiatan dan mengikuti disiplin maskan  di bawah bimbingan kakak-kakak kelasnya. Apalagi ketika kelas lima yang hampir seluruh hidupnya tercurah pada mengurus  'maskan', bisa dipastikan detak jantung dan hembus nafas mereka banyak diprsikan untuk kegiatan maskan.

4. Upload bagian (OPPM / KOORDINATOR PRAMUKA / DIESEL / PEMBANGUNAN / ADMINISTRASI dan PROLETAR)

Anak-anak SMP dan SMA mengenal Organisasi Siswa Intra Sekolah  (OSIS) sebagai kegiatan mereka berorganisasi. Demikian pula santri Gontor mengenal Organisasi Pelajar Pondok Modern (OPPM) dan Koordinator Gerakan Pramuka atau yang sering disebut dengan 'koor' sebagai wadah mereka berorganisasi. 'koor' merupakan organi sasi pelajar yang mengurusi  kegiatan pramuka santri Gontor, sedangkan OPPM mengurusi semua hal yang berhubungan dengan santri selain pramuka. Bagian 'Diesel' mengurus perihal listrik di seluruh pondok.

Bagian pembangunan mengurusi pengairan dan sarana-prasarana. Bagian 'administrasi' mengurusi masalah tabungan, kiriman paket, dan juga wesel para santri. Demikian teorinya. Namun dalam kehidupan sehari-hari banyak ditemui kegiatan yang saling bersinggungan ataupun kolaborasi antara di semua organisasi. Hakikat semua organisasi ini seperti dawai, lirik lagu, dan petikan yang saling mengiringi dan melengkapi.

Kalau proletar, mereka adalah para santri multifungsi yang diberi tugas khusus untuk mengurus masjid, meramaikannya; mengurus club-club santri, dll.

5. Upload Status "Bahasa Arab Gontor"

Bahasa Arab dan Bahasa Inggris adalah dua bahasa yang mendarah daging bagi santri Gontor. Bahasa Arab dijadikan bahasa sehari-hari  selama dua minggu dan dua minggu lainnya dengan menggunakan bahasa Inggris, demikian seterusnya. Yang unik dari "bahasa Arab Gontor" adalah susunan bahasanya yang hanya dimengerti oleh santri gontor saja. Dalam tata bahasa Arab bahasa Arab Gontor termasuk bahasa Arab yang kurang benar karena tidak memenuhi kaidah bahasa Arab, dan hanya digunakan dalam percakapan dengan teman sejawat saja.

Misalnya saja "anta dzalik kaifa, sih" --kamu itu bagaimana, sih-;atau "ane ju' jiddan, pek. Maujud idam la' /" --"aku lapar sekali. Kamu punya lauk apa enggak. Namun untungnya santri gontor dibekali dengan pondasi bahasa yang kokoh melalui kelas-kelas pagi maupun melalui bagian bahasa, sehingga mengerti tatabahasa yang benar untuk berkomunikasi menggunakan bahasa Arab dengan fasih layaknya orang Arab. Maka tidak mengherankan jika alumni gontor sering menjadi  penterjeman bagi  tamu-tamu yang datang dari Arab sana.

6. Upload tentang kenangan lama

Setiap sudut Pondok Modern Darussalam Gontor memiliki kenangan di sanubari santri: fasl (kelas), math'am (dapur tempat makan), Qoah (balai pertemuan), masjid, syirkah (koperasi), maskan, hammam (kamar mandi), jaryu'sobah (lari pagi), mudabbir (pengurus asrama) semuanya memiliki kenangan yang tidak bisa terlupakan.

Mari sedikit diingat bagaimana suasana antrian makan malam di math'am. Dari asrama santri baru mereka melesat berlarian menuju math'am dengan menenteng sohn(piring) di tangan kanan dan qisun-na'li (tas sandal) di tangan kiri, melewati lautan manusia, berkejaran dengan teman sejawat yang mendadak menjadi rival larinya untuk mendapatkan asupan pangisi perut lebih dulu dari mereka. Mari diingat juga bagaimana ekspresi santri lama yang berlari secepat kuda  menuju masjid untuk melakukan ngajidan solat maghrib secara tiba-tiba disapa oleh seorang lelaki perkasa dengan sajadah hitam di bahu kirinya sambil berkata, "ya akhiii, ta'aluu huna. Laqod taakhhortum" , atau kalau diIndonesiakan berbunyi "kamarilah adikku. kalian sudah terlambat", lalu beberapa detik kemudian semuanya sudah dalam posisi push-up lantaran telat.

Jangan dilupa pula ketika jaryu sobah melewati desa dan sawah-sawah sambil mencuri lirik ke gadis-gadis cantik yang melintas menuju sekolahnya. Saat itu bukan suara sapa yang keluar, namun angin mendesis pelan namun panjang  yang keluar di antara dua bibir, "ssssssssss", persis seperti ular kobra santun yang malu-malu mematuk mangsanya. Begitulah santri , meski normal dan manusiawi masihlah tetap dalam rambu-rambu ilahi. Jika setiap tahun gontor melahirkan 2000 alumni maka bisa dipastikan setiap tahun akan muncul lebih dari 2000 cerita yang berbeda.

Dari fenomena ini bisa ditarik kesimpulan sementara bahwa ternyata aksi bela kyai dan ulama tidak melulu harus dengan uplod photo membawa golok ataupun pedang dan menantang duel 'face to face'. Ibarat seekor singa, yang dilakukan oleh para santri ini baru auman kecil dan unjuk ujung taring sambil pasang badan dan ancang-ancang. Sewaktu-waktu kondisi memanas sudah siap mencakar atau bahkan menerkam. Tentunya dengan cara ksatria, melalui hukum dan semua instrumennya. Lau maujud khoto', ana atlub afwan , naam sul..

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun