Mohon tunggu...
Amirudin Mahmud
Amirudin Mahmud Mohon Tunggu... Guru - Pendidik dan pemerhati sosial-politik

Penulis Buku "Guru Tak Boleh Sejahtera" Bekerja di SDN Unggulan Srengseng I Indramayu Blog. http://amirudinmahmud.blogspot.com/

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

UN, Antara Prestasi dan Integritas

31 Maret 2016   16:05 Diperbarui: 5 April 2016   16:28 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Siswa-siswi menghadapi UN (news.okezone.com)"][/caption]

Besok Senin (4/4), peserta didik di tingkat SLTA (SMU/SMK/MA) akan melaksanakan Ujian akhir Nasional (UN). Sedangkan SLTP (SMP/MTs) akan diselenggarakan pada tanggal 9 sampai 12 Mei 2016. Tahun ini merupakan tahun kedua UN dengan paradigma dan tujuan baru. UN tidak lagi menjadi penentu kelulusan satu-satunya. UN menjadi tak seram dan menakutkan lagi. UN sebatas untuk 1) pemetaan mutu program dan/atau satuan pendidikan  2) dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya dan 3)pembinaan dan pemberian bantuan kepada satuan pendidikan dalam upayanya untuk meningkatkan mutu pendidikan. Tidak lebih dari itu.

Namun demikian, UN bukan berarti tidak penting. UN tetap wajib disiapkan oleh semua pihak.  Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, sekolah, guru, dan peserta didik harus mempersiapkan diri secara maksimal sesuai peran dan fungsinya. UN tahun ini diharapkan berjalan dengan baik dan berkualitas.         

Permasalahan yang kerap menjadi kendala setiap tahun diantaranya adalah soal pendisribusian logistik, kebocoran soal, dan absennya peserta didik. Sebagian sekolah akan melaksanaan UN dengan berbasis komputer.  Maka penguasan IT menjadi persoalan baru baik bagi sekolah (baca:tenaga kependidikan) maupun peserta didik. Di berbagai tempat telah dilaksnakan uji coba. Uji coba lebih bertujuan untuk mematangkan kesiapan peserta ujian menggunakan IT atau komputer.

Terkait dengan pendistribusian,  Mendikbud mengatakan, distribusi naskah untuk UN Berbasis Pensil dan Kertas (UNPK) sudah berjalan dengan baik. Untuk sekolah-sekolah yang berada di daerah pelosok, distribusi naskah telah dilakukan lebih dahulu untuk mengantisipasi keterlambatan datangnya naskah. Sedangkan untuk sekolah-sekolah yang tidak sulit dicapai, dijadwalkan naskah akan tiba pada 2 April 2016.  Dalam pendistribusian, pemerintah dalam hal ini Kemendikbud telah melibatkan kepolisan untuk keperluan keamanan. (http://m.solopos.com/)

Mengenai kebocoran soal berdasarkan pengalaman, menurut Pengamat Pendidikan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Nuryati Djihadah (2015), kebocoran soal berkaitan erat dengan kepentingan politik oleh beberapa oknum yang menagani dunia pendidikan. kebocoran soal UN terjadi karena ada tekanan dari para pemimpin di wilayah tertentu. Misal, katanya, Kepala Sekolah ditekan oleh Kanwil Dinas Pendidikan untuk bisa memberikan hasil UN yang baik. Dalam hal ini, katanya, para siswa diharapkan bisa mendapatkan nilai yang baik dan lulus 100 persen. (http://www.republika.co.id/)

Tentang absennya sejumlah peserta didik biasanya karena faktor kesehatan. Untuk itu, peserta didik diminta menjaga kesehatan menjelang dan selama pelaksanaan UN. Memang ada jadwal susulan bagi mereka yang tak dapat hadir karena alasan semisal sakit. Tapi, melaksanakan di jadwal utama tentu lebih baik, lebih mudah. Tak repot.

Prestasi Penting, Jujur Utama

Motto penyelenggaraan UN yang diprogramkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tahun ini adalah prestasi penting, jujur yang utama. Motto tersebut menyampaikan pesan bahwa peserta UN kudu meraih prestasi. Tapi dalam menggapai prestasi tak perlu mengorbankan  kejujuran. Kejujuran lebih utama dari segala.

Kemendikbud disamping berharap prestasi peserta didik mendapat nilai tinggi, juga menuntut integritas sekolah tinggi dalam menyelenggaraan UN. Pemerintah disamping memberikan penilaian hasil ujian peserta didik juga akan mengeluarkan indeks integritas  setiap daerah dan sekolah.  Indek integritas ialah indeks yang menunjukkan kejujuran peserta didik, sekolah juga daerah dalam melaksanakan UN. Indeks integritas  daerah atau sekolah terdiri (1) Indeks Tinggi, Nilai UN juga tinggi, (2) Indeks Tinggi Nilai UN rendah, (3) Indeks Rendah Nilai UN tinggi, atau (4) Indeks rendah, nilai UN juga rendah.

Indeks tinggi atau rendah tersebut diukur dari sejauh mana kecurangan terjadi di suatu sekolah, secara sederhana, kalau 80 persen dari peserta ujian di sekolah itu jawaban salahnya di soal yang sama, maka indeksnya menjadi 20. Tapi kalau hanya 10 persen, dari jumlah peserta ujian punya kesalahan di soal yang sama, maka nilai indeksnya 90. Setelah itu baru dicek kebenaran jawabannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun