Mohon tunggu...
Amirsyah Oke
Amirsyah Oke Mohon Tunggu... Administrasi - Hobi Nulis

Pemerhati Keuangan negara. Artikel saya adalah pemikiran & pendapat pribadi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ketika ASN "Dilamar" untuk Berpoligami

8 Juli 2019   20:03 Diperbarui: 8 Juli 2019   21:13 958
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber ilustrasi: 123rf

Aparatur Sipil Negara (ASN) atau sebelumnya disebut Pegawai Negeri Sipil (PNS) masih menjadi profesi idaman banyak orang di Indonesia. Sejak dahulu hingga sekarang, banyak yang bercita-cita ingin menjadi ASN. Juga masih banyak orang tua yang berharap anak-anaknya bisa bekerja sebagai ASN. Mungkin karena dianggap hidupnya lebih terjamin dan stabil dibandingkan profesi lainnya.

Uniknya, tak hanya banyak yang ingin menjadi ASN. Juga sangat banyak wanita yang ingin memiliki suami seorang ASN. Orang tua atau keluarga si wanita pun banyak yang lebih memilih calon menantu yang profesinya ASN.

Mohon maaf sebelumnya, ini bukannya sombong atau jumawa atau sok laris dan sejenisnya. Ini hanya menceritakan pengalaman saja. Semoga tidak ada yang tersinggung atau salah paham saat membacanya.

Saat masih jomblo atau belum menikah, saya berkali-kali mendapatkan semacam pendekatan, tawaran atau dicomblangi oleh berbagai pihak. Ada dari pihak wanitanya yang agresif, ada dari kenalannya, ada dari keluarganya, dan juga orang tuanya. Pokoknya diberikan kesempatan pertama dan utama untuk penjajakan dalam rangka mendapatkan pacar untuk kemudian menjadi istri. Kejadian ini saya alami di berbagai daerah di Nusantara, baik di Pulau Jawa ataupun luar Pulau Jawa.

Setelah saya menikah, tawaran seperti di atas otomatis mereda bahkan hilang. Akan tetapi masih ada kejadian unik berikutnya. Percaya atau tidak, saya malah mendapatkan tawaran untuk tambah istri lagi alias poligami.

Dua kali saya mendapatkan tawaran yang demikian. Satu di suatu daerah di Pulau Jawa, dan yang kedua di suatu daerah di Pulau Sulawesi. Mohon maaf tidak menyebutkan lokasinya secara spesifik.

Seperti biasa, kala bertugas di daerah yang baru otomatis mendapatkan teman dan kenalan baru. Salah satu yang selalu menjadi pertanyaan adalah apa profesi atau pekerjaan. Setelah berinteraksi dan sering ngobrol ngalor ngidul membahas berbagai hal, tiba-tiba suatu waktu kenalan tersebut menanyakan apakah berminat untuk kawin lagi?

Selanjutnya yang bersangkutan akan menawarkan kenalannya, tetangganya, atau saudaranya untuk dinikahi. Tentu saja saya menolak. Apalagi jauh sebelumnya saat berkenalan sudah memberitahu bahwa sudah menikah dan memiliki anak.

Akan tetapi, hal tersebut tidak menyurutkan upayanya menawarkan untuk menikah lagi. Dan yang membuat saya terkejut, dikatakannya bahwa di daerahnya sudah biasa jika PNS (ASN) itu memiliki dua istri bahkan lebih. Juga dijelaskan bahwa kenalan dan saudara-saudaranya yang PNS juga banyak yang berpoligami.

Tentu saja saya katakan bahwa hal tersebut melanggar aturan kepegawaian pemerintah dan hukumannya bisa dipecat. Tapi yang bersangkutan malah tersenyum dan tertawa. Katanya semua itu bisa diatur.

Bila istri dan keluarga saya keberatan, maka bisa diatur dengan melakukan pernikahan siri atau di bawah tangan. Yang penting mau bertanggung jawab memberi nafkah istri dan anak-anaknya. Tidak mengapa tanpa sepengetahuan kantor/instansi dan keluarga saya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun