Mohon tunggu...
Amirrudin Jafar
Amirrudin Jafar Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Dampak Pidato Politik Tampang Boyolali

7 November 2018   14:07 Diperbarui: 7 November 2018   14:09 586
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah era moderan saat ini, sudah seharusnya saat masa kampanye dilakukan dengan mengucapkan kata-kata yang mengajarkan kedamaian. Prabowo sebagai calon presiden seharusnya bisa menyejukkan. Apalagi saat ini tengah didengungkan terkait masalah kampanye damai.

 Oleh sebab itu, Prabowo diharapkan bisa lebih menjaga ucapan dan lidahnya. Gerindra, sebagai partai yang diketuai oleh Prabowo menanggapi santai pelaporan tersebut. Dalam wawancara dengan detik.com, anggota Badan Komunikasi DPP Gerindra, Andre Rosiade, menuturkan, 

"Ya, silakan saja. tapi kan masyarakat bisa menilai laporan ini mencari-cari sensasi atau bagaimana, biar masyarakat yang menilai." (2/11/2018)


Meskipun begitu, Andre menegaskan pihaknya akan kooperatif dengan laporan tersebut. seluruh proses hukum akan dipatuhinya. Andre mengaitkan kejadian ini dengan kasus hoax Ratna Sarumpaet sebagai alat untuk menjatuhkan status capres dari Prabowo. Namun, upaya tersebut gagal, sehingga ada pihak-pihak yang mencari cara lain untuk menyudutkan sang ketua umum.
Insiden Boyolali jelas menimbulkan ketidakpercayaan publik yang semakin luas. Bahkan, bisa menjangkau seluruh Indonesia.


Pasalnya, hal ini akan melahirkan solidaritas masyarakat desa di berbagai kabupaten seluruh Indonesia. Dampaknya bisa muncul sikap antipatik yang semakin luas pada Capres Prabowo Subianto -- Cawapres Sandiaga Uno karena masyarakat Boyolali terlanjur kecewa. Akumulasi kekecewaan juga semakin meningkat tatkala kubu Prabowo, menolak minta maaf kepada masyarakat Boyolali, seperti yang diutarakan Juru Bicara Badan Pemenangan Prabowo-Sandiaga Provinsi Jateng, Sriyanto Saputro.


Sikap resistensi publik Boyolali, kini, sudah terbukti. Bahkan, bisa berujung dengan sikap menarik dukungan dan tidak akan lagi memilih pasangan Capres-Cawapres nomor urut 2.
Konteks pidato yang diucakan oleh Prabowo diduga kuat terkait dengan kondisi kemiskinan Indonesia. 


Namun, bagaimanakah gambaran sebenarnya perekonomian di daerah Boyolali?


Berdasarkan data BPS (Badan Pusat Statistik), perekonomian di Boyolali didorong lima Kategori usaha, diantaranya industri pengolahan, kehutanan, pertanian, konstruksi dan jasa, serta perdaganagn besar dan eceran.
Tahun lalu, PDRB atau Produk Domestik Regional Bruto Boyolali mencapai Rp 20,17 triliun. Naik dari angka Rp 19,11 triliun.


Sementara PDRB per kapita mencapai Rp 29,4 juta atau setara dengan Rp 2,5 juta per bulan di tahun 2017. Angka ini cenderung lebih rendah ketimbang rata-rata pendapatan penduduk per kapita mencapai Rp 51,89 juta atau Rp 4,32 juta per bulan.


Boyolali juga terkenal dengan daerah produsen susu terbesar di Indonesia. Menurut data dari pemerintah Kabupaten Boyolali, jumlah sapi perah di wilayahnya ada 88.430 ekor dengan produksi susu per tahun mencapai 46.96 juta liter.
Produksi susu di daerah ini juga diolah menjadi produk lain seperti keju, yogurt, dodol, susu, dan juga sabun.


Lalu, layakkah "tampang Boyolali" di stigmatisasi?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun