Mohon tunggu...
Amiroh Untsal Asad
Amiroh Untsal Asad Mohon Tunggu... Freelancer - Bebaskan dan abadikan pemikiranmu dalam tulisan!

Saya adalah mahasiswa psikologi Universitas Airlangga yang menjadikan Kompasiana sebagai platform untuk menuliskan pemikiran saya seputar politik, sosial, dan pendidikan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Be a Gold", Milenial!

16 Oktober 2020   11:26 Diperbarui: 16 Oktober 2020   11:50 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: behance.net/jeromemasi / THE OTHERS ARTWORK 2016 - JEROME MASI

Sudah lama ya belajar di rumah terus.

Bagaimana?

Udah bosan? 

Pasti pinginnya ketemu teman-teman, pingin cerita-cerita, bercanda di kelas seperti dulu, merasakan lagi suasana sekolah yang khas itu, atau nongkrong di kantin saat jam pelajaran masih berlangsung.

Kepada para milenial nih, di samping beragam keinginan yang harus ditahan selama pandemi, sebenarnya banyak konsep, pelajaran, dan kesempatan besar untuk kalian bisa 'expand' di era digital ini. Untuk itu, dalam artikel ini akan dikupas poin-poin penting teruntuk milenial agar bisa 'be a gold' di era ini.

1. Era pandemi mengajarkan tentang 'the power of yourself to survive'


'Survive'. Ya, bertahan! Sadar ga sih, selama pandemi ini, kaum milenial terlihat adaptif banget dalam menjalani berbagai perubahan yang terjadi. Dengan 'pressure' yang tinggi dan memaksa mereka, mereka menjadi terbiasa dengan tuntutan. 

Mulai dari bidang pendidikan nih, mereka jadi 'expert' dalam pengelolaan dan pengerjaan tugas di platform dan aplikasi-aplikasi pembelajaran berbasis daring, seperti teams, google classroom, moodle, dan google meet. Kemudian bidang sosial. 

Dalam bidang sosial, ternyata banyak sekali deretan kau milenial yang menyuarakan isu-isu nasionalisme lewat komunitas online. Banyak dari mereka yang menyelenggarakan pelatihan-pelatihan kepemudaan non tatap muka, seperti pelatihan leadership, entrepreneur skill, dan lain sebagainya. 

Nah, untuk itu bisa disimpulkan bahwa kaum milenial itu mampu banget untuk selalu 'survive'. Jadi untuk kaum milenial yang membaca tulisan ini, coba untuk merefleksikan tentang 'percaya pada diri sendiri'. 

Di era pandemi, apapun yang mustahil akan mungkin jika kalian mampu memaksimalkan kemampuan diri untuk kreatif, inovatif, dan inspiratif. Contoh saja, kalian yang punya minat di bidang event organizer pastinya kayak terhambat gitu ya karena kita aja disuruh untuk jaga jarak or social distancing. 

Lha bagaimana mau mengadakan acara? Nah, jika kalian udah benar-benar percaya kemampuan kalian untuk survive dan 'keep going', kalian akan menyiasati dengan pengadaan event online, atau konsep acara sederhana dan wah, tetapi berkelas dengan protokol kesehatan yang ketat. So, realize that you can! 

2. Era pandemi memaksa kita 'berdamai' dan 'menaklukkan' teknologi

Yaps! Teknologi berkembang pesat banget di era ini. Mau ga mau, teknologi itu harus kita kuasai agar kita tidak tertinggal. Coba bayangkan, startup seperti Gojek, Shopee, dan lain-lain jaya wijaya pol saat pandemi ini melanda. Lha kalau bisnis-bisnis UMKM tradisional yang tak tersentuh teknologi? Tour and travel, usaha pariwisata, dan industri kecil?Bagaimana tuh kabarnya? 

Banyak yang gulung tikar.

Banyak yang jatuh tersungkur.

Dilindas oleh mereka-mereka yang menguasai teknologi.

So?

Era pandemi ini mendorong kita untuk terus belajar meng'handle' teknologi ini. Teknologi bukan berarti untuk yang minat pada bidang teknologi saja, tetapi semua bidang. Entah itu pendidikan, sosial, ekonomi, bahkan spiritual.

Tidak perlu dijelaskan panjang lebar tentang 'how important it is' karena itu sudah jelas. Wah, kalau seperti ini kepada kaum milenial ditunggu kejutan-kejutannya ya. Kali aja ada menjadi penerusnya Putri Indahsari Tanjung, Belva Syah Devara, atau Achamd Zaky!

3. Era pandemi mengajak kita untuk 'back to nature' and 'find your humanity sense'

Right! Dengan keadaan yang memaksa kita lebih 'menjauh' dan 'berhenti' dari hiruk pikuk rutinitas sehari-hari, era pandemi mengajak kita untuk coba melihat lagi alam di sekitar. 

Yang biasanya 'bodoamat' aja sama lingkungan, karena udah mencapai titik jenuh dan mencari-cari hiburan, kita serasa ga sadar mulai merenung lagi tentang alam. Tentang manusia di sekitar kita. Seperti perkataan XunZi, "Human nature refers to what is in people but which they cannot study or work at achieving." 

So, dengan berefleksi, alam juga akan mengajarkan rasa kemanusiaan itu. Waktu untuk 'sedikit resign' dari dunia luar dan keadaan buruk yang dialami manusia-manusia lain di luar sana akan membuat merasakan rasa 'nature' dan 'humanity' itu.

4. Era pandemi menyadarkan tentang pentingnya 'time' dan 'family ties'

"Dahulu sering di sekolah, sekarang malah harus di rumah."

Waktu dan keluarga. Dua variabel ini mengandung arti yang 'deep' banget. Pastiny a bisa dirasakan banget ya, gimana pandemi membuat hubungan keluarga lebih hangat, karena masing-masing dari anggota keluarga itu sama-sama sempat untuk sekadar bercakap-cakap atau makan malam bersama. 

By the way, waktu yang berjalan pun terasa menjadi lebih berarti, karena perubahan terjadi tidak kenal waktu dan tidak pandang bulu. So, ada 'advice' juga untuk kita lebih bijak mengatur waktu. Karena sebenarnya juga, waktu kita sama dan cukup. Hanya saja, skill 'manage' nya itu yang perlu dilatih lagi.

And the last...

5. Start to run again and find the opportunity!

Untuk kaum milenial, semoga banyak pelajaran yang bisa kalian petik dari poin-poin di atas. Tidak hanya untuk dibaca, artikel ini khusus untuk kalian yang tengah berjuang di tengah pandemi. Selalu ada peluang selama kaliam mau berjuang. Selalu ada hikmah selama kalian mau mencarinya. 'Be a gold, Milenial!"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun